Masyarakat Jawa Barat menunggu dalam bimbang siapa sebenarnya yang dapat memperjuangkan nasib masyarakat bawah khususnya. Hl itu diperoleh Jurnal Nasional dalam pantauan kampanye tiga pasangan calon di sebagian kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.
Harga bahan pokok saat ini masih dirasa memberatkan bagi masyarakat kabupaten di Jawa Barat. Sementara para pasangan calon menyerukan perubahan dan peningkatan di segala bidang.
Misalnya ibu Ningsih (45), ibu rumah tangga di Kampung Andir, Desa Cempaka, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Ia mengeluhkan harga-harga kebutuhan pokok yang tinggi dan tidak terjangkau, karena penghsilan suaminya yang sangat minim. Suaminya adalah buruh tani yang menggarap sawah milik orang lain.
“Minyak tanah, minyak kelapa, beras raskin juga tidak sampai kepada keluarga dan tetangga saya. Orang kecil seperti saya sudah tidak bias beli minyak tanah dan kebutuhan lainnya. Makanya saya di rumah menggunakan kayu bkar untuk memasak,” kata ibu Ningsih sebelum Ahmad Heryawan tiba di ponpes Annur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.
Ibu yang satu ini sangat berharap harga kebutuhan pokok bisa turun siapa pun pemimpin Jawa Barat yang terpilih nanti. Ia berjualan goring Bala-bala keliling desa sekitar untuk biaya sekolah anaknya.
Kampanye HADE di Garut dan Tasikmalaya
Ahmad Heryawan mengunjungi Pondok Pesantren Annur di Kecamatan malangbong, Kabupaten Garut. Ahmad berdialog dengan para murid madrasah tsanawiyah yang hadir di sana sekitar 1200 siswa. Ahmad menekankan pentingnya pendidikan genersi muda sebagai pilr pembangunan Jawa Barat.
“Pendidikan umum dan agama penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, karena para pelajar ada di posisi strategis dn menentukan masa depan jawa Barat dan bangsa ini,” kata Ahmad Heryawan di hadapan 1200 siswa-pelajar.
Kemudian Ahmad Heryawan juga mengunjungi ponpes Srahtarjuningrahayu – Kiarakuda, Ciawi-Tasikmalaya, dan mengatakan bahwa politik itu adalah kekuatan dalam agama Islam. “Agama tanpa kekuatan adalah lemah. Karena itu politik harus dibersihkan dari para politikus kotor melalui perubahan, kata Ahmad Heryawan di hadapan sesepuh ponpes tersebut.
Sementara di depan Mesjid Agung Tasikmalaya, Ahmad Heryawan dan Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf) berdialog langusng dengan tukang becak dan pengamen jalanan. Aspirasi yng diperoleh Dede Yusuf adalah keinginan masyarakat kepada pemerintah untuk menurunkan harga-harga. Sementara Ahmad Heryawan menegaskan agar pasar tradisional tetap dihidupkan dengan membuat regulasi yang berpihak kepada pedagang pasar dan par pedagang kaki lima.
“Perda-kan dari pemerintah daerah untuk menghidupkan para pedagang di pasar tradisional dan PKL. Mereka harus tetap dihidupkan,” kata Ahmad Heryawan di depan Mesjig Agung Kota Tasikmalaya.
Kampanye besar-besaran psangan Heryawan-Dede (HADE) dilaksanakan di Lapangan Dadaha, kota Tasikmalaya. Program yang serupa masih menjadi andalan orasi pasangan itu. Namun Rabu (2/4) sore istri Ahmad Heryawan angkat bicara di depan ribuan massa pendukungnya.
“Jika suami kami terpilih, maka saya bersama Sendi (istri Dede Yusuf -red) akan menjadi pilar…jadi benteng agar suami kami tidak korupsi,” kata Netty Prastyani, istri Ahmd Heryawan di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya.
Kampanye AMAN di Kuningan
Agum Gumelar melakukan kampanye di Kabupaten Kuningan sendirian. Namun perjalanan Agum Gumelar di kabupaten tersebut mendapat sedikit hambatan. Yaitu penyebaran paku di jalan raya yang akan dilintasi Agum Gumelar dan rombongan sekira pukul 07.00. Agum Gumelar mengatakan kepada Tim Media Center AMAN (Agum-Nu-man) bahwa oknum yang melakukan tindakan kriminal itu adalah orang-orang pengecut.
“Itu orang-orang pengecut. Saya berkomitmen demi Jabar untuk memperbaiki nasib masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Kabupaten Kuningan. Jangan sampai menjadi kabupaten tertinggal di Jawa Barat,” tegas Agum Gumelar di hadapan ribuan massa di Jalan Wisnu Utama, perempatan baru, Kab. Kuningan.
Sebelumnya Agum Gumelar memasuki Pasar Ciawi Gebang, Pasar Cilimus, Pasar Keramat. Agum Gumelar berdialog langsung soal harapan dan keinginan para pedagang terhadap pemimpin baru di Jawa Barat. Masyarakat atu pedagang di tiga pasar tersebut menyambut Agum Gumelar dengan sangat antusias. Dan Agum pun nampk gembir bias berdialog langsung dengan rakyatnya.
Kehadiran Agum Gumelar di Kabupaten Kuningan menyebabkan kemacetan sepanjang 6,5 km selama 6 jam akibat tumpahnya 300.000 massa pendukung AMAN yang berkonvoi menggunakan kendaraan roda empat, roda dua, dan truk terbuka.
Kampanye DA’I di Sukabumi
Dari pantauan Jurnal Nasional dalam kampanye Danny-Iwan (DA’I) di Kabupaten dan kota Sukabumi pada Rabu (2/4) siang. Pasangan DA’I singgah ke Pasar Ciranjang untuk berdialog dengan para pedagang di pasar tradisional tersebut untuk mengumpulkan aspirasi rakyat.
Sebelum tiba di daerah kota Sukabumi, DA’I mendapat sambutan antusias dan dikalungi bunga dari para kader Partai Golkar dan Partai Demokrat serta DA’I Center di kecamatan Cimangkok, Kab. Sukabumi
Massa pendukung DA’I sudah bertebaran di ruas-ruas jalan kabupaten da kota dalam jumlah ribuan di banyak titik. Hal itu menyebabkan aktivitas transportasi masyarakat Sukabumi terganggu. Tim Media Center memohon maaf kepada masyarakat Sukabumi akibat kegiatan kampanye DA’I, hal itu disampaikannya kepada para wartawan yang ada di lokasi serta masyarakat yang dilintasi oleh rombongan DA’I.
Akibat kemacetan panjang karena jumlah massa yang membludak yang datang dari Kabupaten Bogor dan wilayah Sukabumi, Danny-Iwan menggunakan ojek ke lokasi kampanye di Lapangan Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Setelah sebelumnya mengunjungi Pasar Cisaat dan berdialog dengan pra pedagang pasar dan pedagang kaki lima (PKL).
“Kami akan upayakan aloksi dana dari APBD untuk pemberantasan buta huruf untuk masyarakat Sukabumi,” kata Danny Setiawan di lapangan itu.
Setelah menyampaikan program dan harapan di bidng pendidikan dan kesehatan kepada ribuan massa di lapangan itu, Danny Setiawan bertolak ke Bandung menggunakan helicopter karena sarana transportasi jalan macet total.
Sementara Iwan R. Sulanjana siaran langsung di Radio Menara, Sukabumi, dan siaran tunda di sebuah teleb\visi lokl Sukabumi. Rombongan Iwan R. Sulanjana mengakhiri kmpanye hari Rabu di sebuah pondok pesantren di Warungkondang, perbatasan Kabupaten Cianjur-Sukabumi. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)
No comments:
Post a Comment