Reksa Dana Syariah Fortis Equitra Amanah adalah yang pertama di industri syariah di Indonesia yang menggunakan konsep pengelolaan risiko kuantitatif. Pengelolaan reksa dana yang secara dinamis mengelola alokasi aset antara aset yang berisiko tinggi dan aset yang berisiko rendah.
Presiden Direktur PT Fortis Investments, Eko P Pratomo, mengatakan Fortis Equitra Amanah merupakan reksa dana campuran yang unik karena pengelolaannya mengombinasikan metodologi investasi portofolio saham dan model pengelolaa risiko kuantitatif.
"Model pengelolaan risiko ini bertujuan melindungi batas minimum nilai investasi investor hingga 5 per seratus," kata Eko P Pratomo Presiden Direktur PT Fortis Investments, di Ballroom Hyatt Regency, Bandung, Senin (28/4) pagi.
PT Fortis Investments dalam pengelolaan reksa dana syariah ini bertindak sebagai Investment Manager bekerja sama dengan HSBC Amanah Syariah. Sistem investasi dengan pengelolaan risiko ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas investor jangka panjang di Indonesia.
Eko P Pratomo juga mengatakan bahwa kota-kota besar di Indonesia adalah potensi market untuk investasi reksa dana syariah ini. Investasi jangka panjang ini juga sekaligus merupakan instrumen dalam perekonomian nasional untuk mengurangi tingkat inflasi.
Meski demikian, Eko P Pratomo juga menyadari bahwa kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap investasi jangka panjang masih minim jumlahnya. Karena masyarakat Indonesia lebih dominan memilih bentuk investasi jangka pendek dan menengah melalui deposito atau time deposite investments.
Sementara Bandung Branch Manager HSBC Indonesia, Harryanto Pramono, mengatakan bahwa investasi HSBC Amanah Syariah optimistis menjadi tulang punggung perbankan HSBC ke depan seiring dengan peningkatan jumlah investasi syariah.
Mahmoud Abushamma, Head of HSBC Amanah Syariah, mengatakan bisnis perbankan syariah di Indonesia sangat signifikan. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang menjadi investor melalui produk Pesona Amanah yang diluncurkan beberapa tahun terakhir.
"HSBC Syariah Amanah tidak lagi menjadi perbankan konvensional kelas dua, tetapi bisa menjadi tulang punggung perbankan konvensional," kata Mahmoud Abushamma, Head of HSBC Amanah Syariah di Ballroom Hyatt Regency, Bandung, Senin (28/4) pagi.
Investasi jangka panjang terbukti dapat menekan jumlah inflasi dalam perekonomian nasional Indonesia. Oleh sebab itu pendidikan tentang investasi jangka panjang kepada masyarakat, khususnya reksa dana, perlu digalakkan untuk meningkatkan nilai investasi jangka panjang nasional.
Bimbingan strategi alokasi aset bagi para masyarakat/investor HSBC Syariah Amanah juga menjadi nilai tambah kepada investor agar mereka dapat mengatur sendiri alokasi aset dalam investasinya.
Untuk aset investasi jangka panjang dapat dialihkan ke reksa dana, sementara investasi jangka pendek dan menengah dapat dialokasikan dalam deposito. Namun investor dapat mengatur sendiri strategi alokasi asetnya setiap saat. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)
No comments:
Post a Comment