Kota Bandung terpecah konsentrasi massanya karena terdapat tiga event seni dan hiburan pada hari Sabtu (29/3) malam.
Sebuah konser musik unik dari pelajar dan mahasiswa digelar di Auditorium CCF Bandung. “Bandung On The Move“ nama konsernya. Uniknya alat musik yang dibunyikan di gedung mini itu adalah drum plastik, jerigen dan ada juga drum bekas minyak tanah.
Ada tiga kelompok musik kreatif yang tampil di sana. Mereka adalah The Unique Percussion. Stoe Percussion dari pelajar putri kelas 1 salah satu SMU negeri di Bandung. Dan sekelompok anak band yang doyan membawakan instrumen dari luar negeri yaitu Indra, Alam dan Febri.
Bandung On The Move menyajikan musik sampah sebagai alat perkusinya. Mereka membawakan komposisi dan aransemen dari komposisi atau lagu yang sudah ada. Yang uniknya lagi, mereka mencampurkan unsur musik tradisi Indonesia dan musik Barat.
Tapi, alat musik tradisi juga ada yang antara lain kendang dan saron, yang biasa digunakan dalam pagelaran musik gamelan Jawa.
Ratusan pelajar dan mahasiswa Bandung pun memenuhi kapasitas auditorium CCF malam itu. Layaknya konser artis, soarak sorai pun menggema tiap kali komposisi selesai dimainkan. Konser itu juga disisipi sebuah performance art dari kelompok Artistic Sound. Mereka menampilkan performance bagaimana orang bekerja dengan perkakas dalam membuat setting artistic.
“Kita membuka realitas bahwa anak muda jaman sekarang memilih musik modern ketimbang yang tradisi,” ujar Toto Galing sang konseptor konser tersebut. (Argus Firmansah/KOKTAIL/bandung)
No comments:
Post a Comment