Thursday, February 28, 2008

Simulasi Pengamanan Pelaksanaan Pilgub jabar 2008

Puluhan anggota kepolisian dari satual Pengendalian Massa (Dalmas) dari Polsek Kota Bandung Timur melakukan simulasi di depan Gedung Sate, Bandung, pada Rabu (27/2) siang.

Strategi pengamanan disimulasikan bersama Kapolsek Bandung Timur, AKP Reynold. Dalam instruksinya, ia mengatakan setiap anggota harus bersikap sigap dan tegas untuk tidak terprovokasi massa yang akan menembus barikade polisi.

”Kami tidak melihat kuantitas massa dalam menentukan jumlah personil yang harus diturunkan. Bila memang situasi kondusif mengapa harus menurunkan banyak personil,” tegas AKP Reynold kepada Jurnal Nasional usai melakukan simulasi pengamanan di depan Gedung Sate, Bandung.

”Yang penting bagaimana kesiapan Polri dalam rangka Pilgub Jabar 2008,” kata Reynold. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Sosialisasi Kabag. Humas PT KAI (Persero) yang Baru di Bandung

Kali pertama PT KAI (Persero) memiliki pejabat perempuan di struktur perusahaan. Ia adalah Ibu Adi Suryatmini sudah dilantik sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT KAI (Persero) sejak hari Jum’at (22/2) kemarin.

Pengabdiannya sejak tahun 1985 di PT KAI (dulu PJKA) di bidang pemasaran sudah cukup memberi pengetahuan yang layak baginya untuk menerima tugas barunya sebagai Kabag Humas PT KAI (Persero).

”23 tahun mengabdi di PT KAI (Persero), kami berharap hubungan yang sudah terjalin dengan baik dapat diteruskan. Khususnya dengan pers,” ujar Adi Suryatmini sebagai Kabag. Humas PT KAI (Persero) yang baru di sebuah rumah makan di Bandung, dalam acara sosialisasi Kabag Humas PT KAI (Persero) Rabu (27/2) siang.

Dalam acara sosialisasi PT KAI (Persero) dengan para wartawan itu dihadiri pula oleh Sekretaris Perusahaan PT KAI (Persero), Gatot Wibowo. Kegiatan tersebut merupakan upaya pengenalan Kabag Humas PT KAI (Persero) yang baru kepada para wartawan di Bandung.

Bagi PT KAI (Persero) kebutuhan sosialisasi itu perlu untuk membentuk opini dari publik tentang kinerja PT KAI (Persero) yang bergerak di bidang pelayanan publik.

Bagaimana konsep membangun image atau citra sangat penting melalui kehumasan. Oleh karena itu Kabag Humas yang baru ini bukan orang baru di lingkungan PT KAI (Persero) sebenarnya. Ibu Adi Suryatmini adalah orang lapangan yang handal di perusahaan jasa transportasi publik ini.

Dalam kesempatan itu Gatot Wibowo mengatakan pentingnya menjaga kejujuran dalam mitra kerja pers dengan PT KAI (Persero). ”Sampaikanlah informasi yang benar dalam membangun hubungan mitra kerja pers dengan PT KAI (Persero),” kata Gatot Wibowo.

Gatot juga mengatakan bawa jalur lingkar jabodetabek akan diatur kembali penjadwalannya. Pasalnya lalu lintas kereta api KRL Ekonomi dan Ekonomi-AC masih mengalami keterlambatan selama 12 menit. Padahal, idealnya hanya 3 menit pergantian KRL-nya.

Untuk membenahi lalu lintas kereta api di kawasan itu perlu banyak pembenahan, yaitu penambahan sarana dan pengoptimalan pola operasionalnya.

Menurut Adi Suryatmini, ”Sebanyak 2 set (16 kereta api) akan ditambah pada pertengahan tahun ini.” hal itu dilakukan untuk menanggulangi kekurangan sarana bagi masyarakat pengguna jasa kereta api di kawasan padat penduduk. ”Segmen kita para pekerja yang tinggal di Depok, Tanggerang, Bogor,” kata Ibu Adi kemudian.

Saat ini hampir 400 kereta setiap hari dioperasikan untuk melayani kebutuhan masyarakat pengguna jasa kereta api murah. PT KAI (Persero) juga berniat akan tetap mengoperasikan kereta api KRL non-AC untuk para pedagang sayur atau buruh.

Untuk menunjang peningkatan layanan, PT KAI (Persero), akan mengganti sejumlah kereta api yang umurnya sudah udzur dengan kereta baru dari luar negeri. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Jadwal Kampanye Pilgub Jabar Ditetapkan

JADWAL kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabat) telah ditetapkan oleh KPUD Jabar pada Rabu (27/2) dengan Surat Keputusan (SK) Nomor 30/SK/KPU-JB/II/2008.

Ferry Kurnia Rizkiansyah, Pokja Sosialisasi, Kampanye dan Pemutahiran Data Pemilih KPUD Jabar mengatakan hal itu kepada Jurnal Nasional di Bandung, Rabu (27/2).

"Kita sudah rapat pleno. Sekarang sudah ditetapkan jadwal kampanye Pilgub Jabar 2008. Ketetapan ini bisa jadi rujukan bagi semua pihak. Tim Kampanye Cagub/Cawagub, dan panwaslu untuk aktivitas porsi kampanye," katanya.

Bila ada kegiatan kampanye cagub dan cawagub di luar jadwal yang sudah ditetapkan dapat dikanakan sangsi karena melanggar jadwal yang sudah ditetapkan. Hal ini juga berkaitan dengan penurunan atribut kampanye dari masing-masing cagub dan cawagub.

Menurut Ferry Kurnia, tiga daerah kampanye (A, B dan C) ditetapkan sebagai wilayah gerak kampanye maisng-masing calon. Di luar wilayah itu kami serahkan kepada panwaslu untuk menindak baik secara hukum pidana atau administratif oleh KPUD Jabar.

Mekanisme kampanye di wilayah kampanye ditegaskan Ferry Kurnia Rizkiansyah, bahwa Tim Sukses cagub dan cawagub harus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat dengan pemerintah kota di daerah itu. "Kalau kedapatan terjadi money politics calon dapat digugurkan asal ada delik dan bukti," tukasnya.

Dikatakan, fasilitas yang disediakan oleh KPUD Jabar di TPS untuk para penynadang cacat adalah alat tambahan yang bisa digunakan oleh para penayndang cacat berupa lembaran atau map dengan huruf braile di atasnya.

Surat suara dimasukan ke dalam Templet itu sehingga penyandang cacat dapat membaca surat suaranya melalui hurup braile. Jumlah Templet disediakan satu buah untuk setiap TPS. Sementara untuk masyarakat yang berada di rumah sakit dan lembaga pemasyarakatan akan ditugaskan petugas TPS khusus.

Jumlah pasti penyandang cacat belum ditetapkan. Di Kabupaten Sukabumi saja, misalnya, sudah tercatat ada 400 orang penyandang cacat secara umum.

Jumlah DPT akan ditetapkan pada Jumat (29/2) mendatang, karena data DPS dari Kota Bandung, Subang, dan Kota Bekasi hingga saat ini belum masuk ke Sekretariat KPUD Jabar. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Wednesday, February 27, 2008

Outbound Hilangkan Jenuh Para Napi

Pembinaan kepada narapidana terus dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan. Hasil yang diharapkan dari program pembinaan adalah perubahan sikap dan perilaku menjadi positif terhadap para narapidana (Napi).
Salah satu kegiatan pembinaan mental dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan Sukamiskin (Lapassuka), Bandung. Selasa pagi (26/2) sebanyak 441 napi diikutsertakan dalam kegiatan Simulasi Outbound di lapangan Lapas Sukamiskin sejak pagi hari. Kegiatan petualangan dan permainan itu juga diikuti oleh petugas/sipir penjara.
Kegiatan Outbound ini merupakan salah satu upaya Lapas Sukamiskin dalam hal pembinaan kepada para Napi yang dilakukan di Bulan Tertib Pemasyarakatan. Deden Budi Kusuma, instruktur Outbound, mengatakan bahwa Outbound yang dilaksanakan di Lapassuka terdiri dari permainan dengan standar internasional sekaligus pertama kali dilakukan.
”Outbound yang dilaksanakan di Lapas ini diawali dengan riset selama dua bulan untuk menemukan formula yang tepat untuk para napi,” ujar Deden, ”Anda (napi - red) kami anggap sama dengan peserta lain yang menjadi direktur perusahaan,” tandas Deden kemudian.
Jenis Outbound yang digunakan di Lapas ini adalah ”Outbound Koreksional”. Outbound jenis ini spesifik pada upaya melatih kesadaran dan rasa kebersamaan, kerja tim, sekaligus menyenangkan karena dikemas dalam bentuk yang menghibur. Outbound Koreksional sebenarnya merangsang kesadaran para napi untuk saling menghargai, saling membantu sesama, serta terbuka pada kenyataan.
Dengan Outbound ini para Napi dan sipir penjara dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, dan saling mengekspresikan diri. Format ini ditemukan oleh Deden dan kawan-kawan untuk membuat kegiatan Outbound adalah kegiatan yang menyenangkan dan menantang sekaligus.
Kemasan Outbound yang menghibur ini membuat para Napi senang karena permainan dan tantangan yang dibuat dapat melupakan pikiran-pikiran negatif dan kejenuhan para Napi.
Itu diakui oleh seorang napi yang berinisial I.S., 30 tahun. Ia mengaku Outbound ini menyenangkan juga bagi teman-teman di Lapassuka. ”Dengan Outbound ini yang inti bagi saya adalah saya jadi semangat dalam hidup. Jadi tidak terlalu jenuh karena di sini kita memang butuh hiburan agar tidak beku oleh pikiran-pikiran,” katanya usai mengikuti permainan Outbound.
Deden lebih lanjut mengatakan bahwa desain Outbound ini dibuat sedemikian rupa agar para napi di Lapassuka merasa nyaman, senang dan bisa mengekspresikan dirinya, sehingga tumbuh rasa kepercayaan diri. ”Mereka semua antusias sekali dengan kegiatan ini,” ujar Deden usai acara penutupan simulasi Outbound di Lapassuka, Senin (26/2) pagi.
Kepala Lapas Sukamiskin, Rachmat Prio Sutardjo, mengatakan usai simulasi Outbound, bahwa kegiatan ini merupakan program pembinaan di lapas tersebut.
Lapassuka masih mencari model pembinaan Napi. Untuk kegiatan ini Lapassuka memang mulai dari minus untuk melakukan pembinaan yang dapat merubah sikap/perilaku yang kurang baik menjadi baik, rasa optimisme dalam hidup.
”Di Lapas ini kami menjunjung tinggi rasa kekeluargaan. Ini adalah awal Outbound, selanjutnya akan dikembangkan pada keguiatan yang lebih spesifik,” papar Rachmat.
Menurut Kepala Lapas Sukamiskin, Outbound sesungguhnya dilaksanakan Rabu (27/2) pagi dengan dihadiri Bapak Untung Sugiono, Dirjen Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM RI. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Pemenang Tender Logistik Pilgub Jabar Diumumkan

KOMISI Pemilihan Umum Dearah (KPUD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) hari ini telah mengumumkan pemenang lelang logistik Pilgub Jabar 2008. Sepuluh jenis barang logistik yang direncanakan baru selesai delapan item. Dua di antaranya, yaitu tinta dan sampul surat suara belum selesai karena belum ada pemenang tender lelang yang sesuai dengan harga pagu yang ditetapkan oleh Panitia Logistik Pilgub Jabar.
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur 2008 pada Senin (25/2) mengumumkan delapan perusahaan yang tercatat sebagai pemenang lelang barang logistik Pilgub Jabar. Surat Suara dimenangkan oleh Induk Koperasi Kepolisian Negara RI (Jakarat Pusat) dengan total anggaran Rp12.168.783.226,00.
Petunjuk Teknis & Peraturan Perundang-undangan dimenangkan oleh PT Panglima Sakti Utama (Jakarta Pusat) dengan total anggaran Rp1.357.951.000,00. Stiker dimenangkan oleh PT macanan Jaya Cemerlang (Klaten) dengan total anggaran Rp806.235.815,00. Segel oleh PT Lancar Abadi Jaya (Jakarta Pusat) dengan total anggaran Rp1.847.103.800,00.
Sedangkan anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat antara lain: Formulir C-KWK dimenangkan oleh PT Sarana Panca Karya Nusa (Bandung) dengan total anggaran Rp4.835.094.000,00. Kartu Pemilih oleh Perum PNRI (Jakarta) dengan total anggaran Rp13.106.418.710,00. Formulir D-KWK dimenangkan oleh CV Intan Sakti (Jakarta) dengan total anggaran Rp170.947.000,00. Formulir BC-KWK dimenangkan oleh PT Sulita Putra Sakti (Jakarta Selatan) dengan total anggaran Rp437.320.000,00.
Anggka DPT
Hingga Selasa (26/2) Pokja Sosialisasi dan Kampanye dari KPUD Jabar masih belum menentukan angka DPT terbaru karena masih ada daerah yang belum menyerahkan data pemilihnya serta belum ditetapkan dalam rapat pleno Pokja Sosialisasi dan Kampanye dari KPUD Jabar.
Selain itu, mengenai ketetapan aturan dan jadwal kampanye Pilgub Jabar yang rencananya akan disahkan kemarin belum juga disahkan karena menunggu hasil rapat pleno. "DPT belum final dan ketetapan jadwal kampanye belum disahkan karena hari ini baru akan diagendakan dalam rapat pleno," ujar Ferry Kurnia Rizkiansyah di kantor KPUD Jabar, Selasa (26/2).
Terlambatnya jumlah kuota DPT disebabkan oleh terlambatnya data DPS dari dua daerah. Baru Depok dan Bekasi yang masuk ke KPUD Jabar dan masih harus menunggu 4 kabupaten/kota yang lainnya.
Terkait dengan pengadaan tinta dan sampul kertas suara harus dilakukan pelelangan kembali. Setelah pengumuman dihitung lima hari kerja untuk masa sanggah. Bila ada pihak atau peserta tender lelang yang akan menyanggah hasil pengumuman ini pihak panitia logistik bisa mengakomodasi hal itu. "Beberapa hari ini akan ada pengumuman lelang ulang. Hasil lelang itu akan diumumkan mungkin dua minggu lagi," kata Heri Suherman, Kabag Hukum dan Humas KPUD Jabar. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Tuesday, February 26, 2008

Seni Grafis Masa Kini Dengan Print Digital

Wacana grafis sekarang berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang lebih maju. Persoalan teknis dalam membuat karya grafis pun lambat laun ditinggalkan oleh generasi muda yang menekuni seni grafis.
Pada awalnya karya grafis belum dimasukkan ke dalam karya seni pada sebelum abad 18 di Eropah. Beberapa teknik grafis pun muncul, yaitu cetak saring, etsa, litografi, dry point, aquatint, engraving, salt print.
Seni grafis yang dianggap sebagai media komunikasi mulai mempertimbangkan konvensi sebuah karya grafis. Itu terus berkembang hingga revolusi teknik mulai dilakukan oleh seniman grafis.
Kini, mahasiswa FSRD-ITB mulai membuka pembaruan wacana seni grafis setelah melakukan studi grafis selama enam bulan di bawah bimbingan Tisna Sanjaya dan kemudian digantikan oleh Ibu Nuning. Selama enam bulan itulah para seniman yang berpameran kali ini mengobrak-abrik beragam konvensi teknik grafis hingga akhirnya menyajikan hasil olahan kreativitasnya kepada publik.
Dalam catalog pameran, Albert Yonathan Setyawan (kurator), membahas persoalan teknik grafis sebagai salah satu hambatan bagi seniman grafis dalam wacana seni rupa kontemporer. Pun sebagai salah satu pijakan mengapa seni grafis harus terus berkembang saat ini dengan pemahaman baru yang dibantu juga oleh kemajuan perlatan teknologi masa kini.
Albert menulis, "Bagaimana kita memposisikan wacana seni grafis saat ini di tengah-tengah seni rupa kontemporer yang sangat cair."
Pameran itu diikuti oleh 14 mahasiswa Jurusan Grafis - FSRD-ITB, Bandung, dengan judul "Apresiasi Grafis" di Galeri Soemardja, Bandung. Pameran berlangsung mulai tanggl 22 - 28 Februari 2008.
"Pameran grafis kali ini membuka wacana baru tentang pemanfaatan teknologi, yaitu teknik print digital," ujar Ibu Nuning, dosen Grafis, FSRD-ITB, di Galeri Soemardja pada Sabtu (23/2) malam ketika membuka pameran tersebut.
Semangat para seniman dalam menampilkan karya grafisnya terlihat dari keberagaman tema yang diusung pada karyanya masing-masing. Misalnya, karya grafis dengan teknik cukil kayu yang diolah Bayu Kusumaditya yang berjudul "Gadis Di Batas Horizon". Bayu mengemas nuansa motif batik dengan warna tanah seperti merah tua dan hitam keabu-abuan. Sosok gadis kecil dengan bunga digenggamannya nampak ekpresif dan menimbulkan rasa yang pekat tentang esensi kehadiran gadis kecil di depan bebatuan. Meski terkesan seperti gambar kartun, Bayu tetap konsisten dengan seni grafis.
Seperti dikatakan oleh curator pameran, bahwa seniman yang berpameran dalam Apresiasi Grafis itu masing-masing mengolah kepekaan objek di lingkungan sekitar sang seniman. Konteks ini memang nampak pada karya-karya yang disajikan dalam pameran ini. Bila kita apresiasi karya grafis dari Tisna Sanjaya, publik akan dibawa pada pemahaman konteks sosial dan politik. Karena Tisna Sanjaya selalu konsisten dengan wacana atau isu politik yang mainstream.
Namun pada sentuhan 14 seniman dalam pameran ini. Keluguan masing-masing seniman masih nampak kuat. Itu dapat dilihat pada karya Layla Aprilia pada judul karya "L.O.V.E." Layla mengambil tema cinta yang universal. Teknik yang digunakan pun adalah digital print.
11 karya dengan memanfaatkan teknik digital print terpajang di dinding galeri dengan beragam tema dan objek yang dikemasnya. Teknik digital print seakan menjadi trend karya grafis pada generasi ini. Teknik ini, seperti diulas Nuning (dosen pembimbing), sudah menjadi paradigma kontemporer bagi seniman grafis saat ini. Hal ini juga mengingatkan kita pada karya Agus Suwage. Seniman yang sudah lama melanglangbuana ini sudah mengenalkan lukisan besar dengan medium digital print.
Seni grafis memang tidak semujur seni lukis yang dianggap lebih popular di antara pecinta karya seni. Namun sekali lagi, pameran ini juga, mulai merambah medium baru yaitu digital print. Seni grafis memang tidak sama proses kreatifnya dengan seni lukis, di mana sang seniman dapat lebih langsung mengekspresikan gagasan dan ide kreatifnya ke atas kanvas atau medium lainnya.
Kenyataannya, seni grafis bukan seni yang secara langsung dapat menjadi, karena ia harus melalui tahapan teknik cetak.
Meski demikian, seni grafis yang disajikan dalam pameran tersebut hendak mengoreksi wacana grafis saat ini. Persoalan estetika, akhirnya, kembali pada persepsi publik yang menikmatinya.
Theresia, 25 tahun, Senin (25/2) pagi berkunjung ke pameran ini bersama Mei, kawan kuliahnya. Meski kurang memahami seni grafis, Theresia dapat menikmati karya seni grafis secara awam. Bahwa seni grafis itu merupakan karya seni yang akrab. Dia mulai menyadari bahwa kaos bergambar yang dikenkannya adalah salah satu teknik grafis, yaitu teknik cetak saring.
"Saya kurang paham sebenarnya dengan seni grafis karena saya lebih mengenal seni lukis. Lukisan lebih ekspresif dalam menampilakn objek dengan warna yang secara langsung dapat dituangkan ke lukisan tersebut," papar Theresia di Galeri Soemardja.
Apa yang disajikan dalam pameran grafis ini memang selaras dengan judul pamerannya. Para seniman bersama kurator hendak membuka wacana seni grafis dalam perkembangan terbaru. Seni grafis yang kini mulai digandrungi oleh kolektor seni di Jakarta, misalnya, menunjukkan bahwa seni grafis juga sama halnya dengan lukisan, bisa menjadi bahan apresiasi masyarakat saat ini.
Nuning juga mengatakan, trend penggunaan digital print oleh masyarakat saat ini member inspirasi kreatif terhadap kebakuan atau konvensi dari teknik membuat karya grafis.
Pada akhirnya, pameran ini membuka kesadaran public dan seniman grafis juga. Bagaimana mengedepankan karya grafis tanpa mempersoalkan konvensi teknik grafis itu sendiri. Bukankah teknik dalam seni grafis hanya sepenggal sejarah memorabilia dalam sejarah seni grafis.
Wacana grafis terus melaju seiring teknologi media yang kian memudahkan seniman grafis dalam berkarya. Grafis pun sudah kian akrab di antara kaum muda yang selalu berhubungan dengan perangkat teknologi dalam kehidupannya sehari-hari.
Sejak tahun 1990-an seni grafis cenderung meninggalkan teknik konvensional yang dimotori oleh seniman grafis di lingkungan akademis. Banyak eksplorasi yang dilakukan untuk mengembangkan wacana seni grafis hingga pada level fungsi seni grafis di masyarakat secara umum. Penggunaan poster yang berisi informasi pun tak ada bedanya dengan sejarah seni grafis pada mula abad 18, di mana seni grafis digunakan sebagai medium propaganda agama saat itu.
Kini, grafis berperan dalam pengembangan kreativitas kaum muda dalam mengolah media komunikasi yang tanpa disadari memuat arus budaya sejaman kepada public. Misalnya budaya komunitas distro di Bandung yang tak pernah lekang dari pengolahan seni grafis dalam menampilkan produk-produk sandang untuk konsumsi masyarakat kota yang berlibur ke Bandung. Dari fenomena itu saja dapat dilihat bahwa seni grafis sudah jauh meninggalkan titik pijakannya. Dari seni menjadi industri - pop art.
Semangat inilah yang hendak digulirkan oleh para seniman muda di Galeri Soemardja. Semangat yang lahir dari budaya sejamannya untuk terus berkembang menjadi identitas budayanya sendiri, dan estetika grafis sejamannya.
Arus budaya dalam grafis juga tak pelak lagi telah member banyak warna dalam khazanah seni rupa kontemporer saat ini. Selanjutnya tinggal bagaimana masyarakat dan seniman grafis mengolah dan memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk menuangkan gagasan dan ide kreatifnya. (Argus Firmansah/KOKTAIL/Bandung)

Anak-Anak Harus Merasa Senang

Ratusan guru taman kanak-kanak dan taman bermain anak usia dini mengikuti sebuah seminar “Peran Ibu Modern dalam Membangun Pendidikan Anak Usia Dini” di Aula Pemkot Bandung oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kota Bandung, Senin (25/2) pagi.
Seminar itu merupakan progarm integral dari Bandung Cerdas Expo 2008. Pembicara dalam seminar tersebut adalah Kakak Seto. Ia banyak berbicara tentang bagaimana merangsang kecerdasan anak sejak dini dengan pola yang disukai oleh anak-anak.
Generasi yang unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan yang subur yang sengaja diciptakan untuk merangsang itu sehingga memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal.
Kak Seto menyampaikan materi kepada para guru dengan bahasa yang menyenangkan, ini dilakukan untuk merangsang para pendidik anak-anak usia dini agar mampu membimbing anak-anak dengan tepat.
Peran serta orang tua, guru atau pendidik, serta lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan oleh seorang anak agar dapat berkembang dengan baik. Seringkali orang tua menekankan anak-anaknya untuk menjadi sesuatu tanpa berdialog dengan sang anak, apa sebenarnya yang dia senangi.
Pemahaman ini penting menurut Kak Seto, karena memahami anak tidak bisa dengan cara memaksakan sesuatu atau memberi beban lebih kepada anak-anak.
Penting kiranya apabila anak-anak pulang dari sekolah tidak dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: ”Nakal Ngga Di Sekolah?” atau ”Pinter ngga di sekolah?” Pertanyaan yang tepat untuk anak yang baru pulang sekolah menurut Kak Seto adalah, ”Apakah kamu senang di sekolah?”
Sekolah di mana atau jenis sekolahnya apa itu tidak penting juga menurut Kak Seto. Sebab yang dibutuhkan oleh anak-anak usia dini adalah ruang dan waktu untuk mereka bermain sesuai dengan kesenangannya.
Sekolah atau les private juga diharapkan tidak membebani anak-anak dalam hal belajar atau memahami sesuatu.
”Hasil penelitian Komnas Anak Indonesia saat ini menunjukan bahwa 80% kekerasan terhadap anak-anak dilakukan oleh ibu kandungnya,” Ujar Kak Seto di hadapan peserta seminar.
Ia mengingatkan kepada para peserta seminar agar tidak melakukan pelarangan dengan kekerasan terhadap perilaku anak-anak. Hal ini perlu diperhatikan juga oleh para guru, karena selain sebagai pendidik ia adalah seorang ibu di lingkungan sekolah.
Kak Seto menyampaikan agar potensi anak-anak yang sedang mekar ini sinkron dengan lingkungannya, sehingga lingkungan yang kaya warna dan suara-suara yang mendorong kecerdasannya memungkinkan sang anak tumbuh menjadi pribadi unggul dengan kecerdasan yang beragam.
Marsiti, seorang guru Taman Kanak-Kanak Istiqomah, Cicaheum, Bandung, mengatakan bahwa seminar dan materi yang disampaikan oleh Kak Seto memberi pengetahuan lebih banyak tentang mendidik anak-anak usia dini.
”Materinya baik untuk pengetahuan saya sebagai guru sekaligus orang tua, jadi tahu bagaimana mendidik. Bagaimana memperlakukan anak untuk bermain dan belajar,” papar Marsiti (35 tahun).
Sementara itu, Oji Mahroji, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, mengatakan akan menyelenggrakan program pendukung untuk pendidikan anak di Bandung. ”Peningkatan sarana dan prasarana serta penunjang profesionalisme guru akan ditingkatkan,” ujar Oji Mahroji di Aula Pemkot Bandung. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

KPUD Jabar Tetapkan DPT Baru 80 Prosen

Hari Senin (25/2) Pokja Kampanye, Sosialisasi dan DPT, KPUD Jabar baru menyelesaikan verifikasi data Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada angka total 23.323.270 orang dengan rincian jumlah pemilih laki-laki sebesar 11. 779. 118 orang dan perempuan di angka 11.544.152.
Angka itu diambil dari 19 daerah Kabupaten dan Kota di seluruh Jawa Barat pada hari Senin (25/2) pada pukul 10.00 wib. Dari hasil pemantauan Pokja Kampanye, Sosialisasi dan DPT terdapat 7 kabupaten/kota yang belum seratus prosen melakukan verifikasi data pemilihnya. Sementara 4 kabupaten/kota belum memberikan data yang pasti atau bulat.
Pokja Kampanye, Sosialisasi dan DPT, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, di ruangan kerjanya mengatakan optimisme jumlah pemilih dalam Pilgub Jabar 2008 ini diharapkan lebih dari 80 prosen pemilih yang terdaftar.
Sementara itu, Ferry Kurnia Rizkiyansyah juga mengevaluasi program sosialisasi Pilgub Jabar sejak Sabtu (23/2) kemarin. Bahwa memang terdapat kegiatan yang melenceng dari kesepakatan KPUD bersama tim sukses masing-masing cagub dan cawagub yang sudah ditetapkan.
”Karena kesepakatan acara tersebut tidak tertulis, jadi kita tidak bisa bertindak apa-apa. Persoalan acara sosialisasi dipersepsikan menjadi kampanye itu kan pemahaman masyarakat. Kita tetap konsisten pada aturan Pilgub Jabar 2008,” ujar Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Sejauh kegiatan yang berlangsung sebelum masa kampanye itu bersifat sosialisasi Pilgub Jabar 2008, dan bukan sosialisasi nomor urut cagub dan cawagub kepada masyarakat, KPUD Jabar tidak keberatan. Namun seringkali pemahaman sosialisasi itu diidentiakn dengan kampanye karena menggunakan atribut yang jelas-jelas mengarah pada ajakan memilih salah satu nomor urut.
Ia juga menegaskan kepada Jurnal Nasional, bahwa segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan cagub dan cawagub setelah penetapan jadwal kampanye dianggap melanggar aturan. Karena KPUD Jabar tetap konsisten pada jadwal kampanye yaitu 27 Maret – 9 April 2008.
Bentuk kegiatan yang termasuk dalam kategori kampanye menurut KPUD Jabar antara lain: kegiatan dilakukan oleh pasangan cagub dan cawagub serta tim suksesnya; terdapat penyampaian lisan maupun tulisan tentang visi dan misi pasangan cagub dan cawagub terhadap bidang apapun, melakukan ajakan penjoblosan nomor urut pasangan calon, menggunakan alat peraga baik lisan atau tulisan.
Bila salah satu calon melakukan salah satu syarat di atas, maka cagub atau cawagub itu sudah dapat dikatakan melanggar aturan Pilgub jabar 2008. ”Bila sudah demikian, tugas Panwaslu untuk bertindak,” katanya.
Aturan tahapan kampanye atau pedoman teknis kampanye sudah disusun ketetapannya, selanjutnya menunggu rapat pengesahan aturan tahapan kampaye tersebut. Baru kemudian penyusunan jadwal kampanye.
Perlatan loghistik akan diselesaikan dalam minggu ini, menurut Ferry Kurnia Rizkiyansyah di ruang kerjanya, KPUD Jabar, Bandung. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Monday, February 25, 2008

Masyarakat Tak Peduli Pemilik Lembaga Penyiaran

Saat ini program tayang yang memiliki rating tinggi adalah tayangan hiburan. Kenyataan inil mendorong sejumlah media penyiaran televisi banyak menayangkan program hiburan dan itu banyak dikonsumsi oleh orang-orang rumahan yang notabene banyak beraktivitas di dalam rumah. Demikian dikarakan Ketua Forum Komunikasi Lembaga Penyiaran Jawa Barat, Satria Priambodo dalam diskusi "Prospek Bisnis Media 2008: Mencari Tayangan Bermutu Yang Marketable" di Ruang Pertemuan Rektorat UNPAD Bandung, Jumat (22/2) sore. Selain Satria, tampil juga akademisi Fikom Unpad Eni Maryani dan Ketua KPID Jabar, Dadang Rahmat.

Dadang Rahmat juga, seringkal masyarakat tidak mau peduli atau atau tidak mau tahu siapa pemilik media penyiaran yang ditontonnya. Masyarakat hanya menonton dan mendengar saja. "Dasarnya adalah suka dan senang terhadap tayangan," ujar Dadang Rahmat.

Diskusi tersebut membahas kualitas tayangan di televisi dewasa ini. Ternyata, kualitas tayangan atau konten siaran tersebut harus dilihat dari berbagai aspek yang mendukungnya. Antara lain: aspek visi dan misi lembaga penyiaran tersebut, aspek legal, sumber daya manusianya (SDM), kemampuan teknis dari kompenen SDM di media tersebut, keuangan lembaganya, serta manajeen program di lembaga penyiaran tersebut.

Keenam aspek itu diungkapkan Dadang Rahmat sebagai parameter untuk menilai kualitas konten tayangan suat lembaga penyiaran. Ia mengemukakan sebuah alternatif manajemen dalam lembaga penyiaran untuk membuka potensi perbedaan materi tayangan yang sedikit banyak akan mempengaruhi konten siarannya.

Untuk mencapai hal itu diperlukan sebuah manajemen kepemilikan yang tepat. "Bila sebuah lembaga penyiaran dimiliki oleh satu orang atau kelompok, maka konten siaran bisa jadi sentralistik. Tetapi bila kepemilikannya menggunakan diversity of owners, ini akan membuka peluang keberagaman isi siaran karena si pemilik tidak hanya satu," kata Dadang Rahmat.

Sementara Eni Maryani (Akademisi FIKOM UNPAD), lebih banyak bicara manfaat suatu regulasi tentang penyiaran tersebut. Pemerintah bersama civil society (masyarakat) dan pengusaha lembaga penyiaran seharusnya bias membuat regulasi media penyiaran yang paling efektif dan mengntungkan semua pihak.

"Perlu disadari bahwa kebutuhan masyarakat terhadap media literasi memang kurang," ujar Eni Maryani. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Sunday, February 24, 2008

Jabar Siap Gelar Pilkada Damai

Ribuan orang yang terdiri dari satuan tugas dari ormas dan parpol pendukung tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub), tumpah ruah di depan Gedung Sate Bandung, tempat dilangsungkannya Launching Jadwal - Calon, Deklarasi & Pawai Damai - Pilgub Jabar 2008, Sabtu (23/2) kemarin.
Pasangan cagub dan cawagub dengan nomor urut 3, Ahmad Heryawan - Dede Yusuf yang kini memiliki sapaan politik Hade, tiba paling awal dibanding pasangan lain. Disusul kemudian pasangan nomor urut 1, Danny Setiawan - Iwan (R Sulandjana (Da'i), dan pasangan nomor urut 2, Agum Gemelar - Nu'man Abdul Hakim (Aman).
Pasangan Aman tiba di jalan Diponegoro kemudian menunggang kuda ronggeng menuju tribun acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jabar di Lapangan Gasibu, Bandung, pada Sabtu (23/2) pagi.
Ribuan partisan pendukung masing-masing cagub dan cawagub memadati arena tribun para cagub dan cawagub dengan mengenakan kaos bergambar pasangan cagub dan cawagub beserta lambang-lambang partai pendukung pasangan tersebut.
Masyarakat Jawa Barat, Bandung dan sekitarnya nampak antusias melihat calon pemimpinnya hadir di tengah mereka, meski barikade satuan tugas dari ormas menjaga ketat arena tribun para cagub dan cawagub.
Pada kesempatan itu tiga pasangan calon naik ke atas panggung setelah beberapa acara selingan berupa sajian paduan suara mahasiswa, musik sunda, wayang golek dan tarian. Ketiga pasangan cagub dan cawagub memperkenalkan profil masing-masing kepada khalayak.
Ketua KPUD Jabar, Setia Permana, mengharapkan, ajang perkenalan itu tidak digunakan sebagai motif kampanye. Aacara launching merupakan sosialisasi pemilihan gubernur 2008. "Kita mengimbau agar semua pasangan calon menaati aturan main pilgub ini dengan baik. Serta menggunakan masa kampanye yang dimulai tanggal 27 Maret hingga 9 April 2008 untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang demokrasi yang baik. Bahwa demokrasi bukan persoalan menang atau kalah," ujar Setia Permana.
Tiga pasangan cagub dan cawagub itu merupakan yang terbaik dari Jawa Barat. "Siapa pun yang akan memenangkan kompetisi ini nanti adalah pilihan rakyat Jawa Barat," kata Setia Permana dalam sambutannya di hadapan tiga pasangan calon.
Tiga pasangan calon kemudian membacakan Deklarasi Damai Pilgub 2008 secara bersama-sama di hadapan para saksi, yaitu KPUD Jabar, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Muspida Jabar, DPRD Provinsi Jabar, Polda Jabar, dan pejabat lain yang terkait.
Deklarasi itu berisi 8 pasal kesepakatan bersama untuk menyukseskan Pilgub Jabar 2008 itu. Tahapan-tahapan Pilgub Jabar 2008 ini diharapakan menjadi model untuk Pilkada di daerah lain di Indonesia. Saat ini, KPUD Jabar termasuk 5 KPU Daerah terbaik dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.
Usai pembacaan deklarasi, tiga pasangan cagub dan cawagub 2008-2011 melakukan pawai damai ke jalan-jalan protokol, dimulai dari depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, diikuti partisan dan massa pendukung masing-masing pasangan calon. Tiga pasangan calon berkonvoi menggunakankendaraan hias. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Friday, February 22, 2008

Sosialisasi Pilgub Jabar Diharapkan Lancar

RAPAT internal yang digelar oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sosialisasi dan Kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) mengagendakan Technical Meeting Launching Jadwal, Deklarasi dan Kampanye Damai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Jabar 2008.

Pembahasan dalam rapat tersebut hanya memfokuskan persoalan teknis acara "Launching Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2008" yang akan dilaksanakan pada Sabtu (23/2) pagi, di Lapangan Gasibu, Bandung, dengan acara hiburan rakyat. "Launching itu semacam seremonial saja di mana sosialisasi figur-figur cagub dan cawagub yang akan bertarung nanti," ujar H Deddy S Warmana di Bandung, Kamis (21/2).

Hingga hari ini, belum ada ketetapan aturan main kampanye Pilkada Jabar 2008 yang akan dilaksanakan mulai 27 Maret 2008 mendatang. Tim Pokja Sosialisasi dan Kampanye Pilkada Jabar 2008 belum menemukan titik temu antara KPUD Jabar, Panwaslu, dan tim sukses masing-masing pasangan calon.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum Daerah Jabar akan menetapkan jadwal terperinci kampanye pasangan cagub-cawagub Jabar pada Senin (25/2) mendatang. "Insya Allah, Senin akan kita tetapkan jadwal kampanye," ujar Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Ketua Tim Pokja Sosialisasi dan Kampanye Pilgub Jabar 2008, di kantor KPUD Jabar.

Sedangkan penyelenggaraan acara sosialisasi cagub dan cawagub Jabar sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu (23/2) di Lapangan Gasibu, Bandung. Masing-masing pasangan cagub dan cawagub akan tampil di depan publik sebagai langkah awal KPUD Jabar dalam memublikasikan figur-figur cagub dan cawagub yang akan dipilih pada 13 April 2008 mendatang.

Pasangan Danny Setiawan-Iwan Ridwan Sulajana (Nomor Urut 1), Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim (Nomor Urut 2), dan Ahmad Heriawan-Dede Yusuf (Nomor Urut 3) akan tampil bersama di atas panggung untuk menyosialisasikan diri di hadapan para pendukungnya yang akan dihadiri pula oleh ormas partai pendukung masing-masing cagub dan cawagub.

Pengamanan pun diperketat untuk menjaga ketertiban acara itu, maka ribuan personel dari kepolisian telah disiapkan. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Thursday, February 21, 2008

Bursa Tenaga Kerja XIII Diburu Pelamar

Tingginya angka pengangguran dan pencari kerja aktif menyebabkan tingkat persaingan untuk memperoleh lapangan pekerjaan di Jawa Barat makin tinggi.

Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Universitas Parahyangan, Bandung, menggelar “Bursa tenaga Kerja XIII” di Landmark Convention Hall, Bandung, dari tanggal 19 – 21 Februari 2008.

Penyelenggaraan bursa tenaga kerja di bandung selalu mendapat sambutan antusias dari masyarakat, khususnya bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan juga yang berstatus karyawan yang ingin memperoleh pekerjaan baru yang lebih layak.

Dari pantauan Jurnal Nasional di Bandung, terjadi penurunan jumlah pengunjung bursa tenaga kerja pada awal tahun ini. Setiap penyelenggaraan bursa tenaga kerja biasanya dikunjungi minimal 2000-3000 pengunjung tiap harinya. Namun pada tahun ini hanya 1800 orang saja yang datang ke tempat bursa tenaga kerja (Bursa Tenaga Kerja XIII).

Penurunan itu disebabkan oleh banyaknya event organizer yang menggelar bursa tenaga kerja tiap tahunnya, selain terdapat perbedaan jadwal wisuda dari lembaga pendidikan yang ada di Jawa Barat.

“Hari Selasa (19/2 - red) kemarin kami hanya dikunjungi sebanyak 1800 orang dalam satu hari,” ujar Sugeng, panitia KKBM-Unpar kepada Jurnal Nasional di Landmark Convention Hall, Rabu (20/2) sore.

Sementara itu Eman Soeparno mengatakan di tempat lain, Rabu (20/2), bahwa pada tahun 2007 angka pengangguran adalah 10 juta orang di seluruh Indonesia. Angka ini masih diniali tinggi oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Eman Soeparno menghimbau agar seluruh perusahaan dan karyawan membangun kondisi yang kondusif untuk meningkatkan perekonomian nasional. Yang diharapkan dapat membuka kesempatan pekerjaan yang lebih besar kepada masyarakat.

Sebanyak 64 lebih perusahaan kecil menengah (UKM) dan besar hadir di Bursa Tenaga Kerja XIII. Perusahaan itu diburu oleh pencari lapangan pekerjaan dari daerah Jabodetabek, Garut, Cianjur, bandung dan sekitarnya.

Kesempatan itu menjadi peluang emas bagi para pencari lapangan pekerjaan untuk memperbaiki nasib mereka. Mulai dari lulusan sekolah menengah atas (SAM) hingga para lulusan magister (S2) memenuhi stand-stand perusahaan dari berbagai bidang pekerjaan dan jenis usaha.

Nadia, Staf Bina Daya Sentika, mengatakan bahwa tahun ini memang terjadi penurunan pencari lapangan pekerjaan sebesar 20-30 prosen. Perusahaan jasa konsultan dan psikologi di Bandung ini sudah menampung lebih dari 500 orang pelamar sejak hari Selasa (19/2) kemarin. “Kami bukan penyalur tenaga kerja. Kami menjual jasa konsultan. Tiap hari menyelenggarakan psikotest untuk calon pekerja,” ujar Nadia di stand Bina Daya Sentika, Landmark Convention Hall, Bandung.

Lusita Dewi, mahasisiwi semester akhir di Bandung, mengaku selalu datang ke tempat bursa tenaga kerja di Bandung. Selain belajar bagaimana melamar pekerjaan, Lusi (panggilan akrabnya) juga mengeluhkan para penyedia lapangan pekerjaan yang terlalu dominan mencari person marketing dan sales (penjual).

“Saya kuliah ilmu kesejahteraan social lebih tertarik pada pekerjaan bagaiaman membangun sumder daya manusia, tetapi tiap kali datang ke event seperti ini tak ada lapangan pekerjaan untuk bidang saya yaitu CSR (Custemer Servise Care -Red),” keluh Lusita di halaman Landmark, Bandung.

Hal senada juga diungkapkan Amalia Husna, mahasiswi Bandung. Ia mengatakan, ”Seharunya perusahaan besar seperti pertambangan itu membuka lapangan pekerjaan untuk CSR bagi lulusan baru. Nggak orang-orang tua saja yang masuk di CSR, tapi freshgraduate juga,” kata Amalia dengan semangat. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Kesejahteraan Karyawan Perlu Dukungan Perusahaan

Peningkatan kesejahteraan seluruh karyawan perusahaan merupakan tanggungjawab perusahaan itu sendiri. Pemerintah membantu peningkatan kesejahteraan tersebut melalui regulasi dan program yang diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk memperhatikan masalah kesejahteraan karyawannya.

Upaya itu merupakan salah satu wujud peran serta perusahaan dalam membangun pola hubungan industrial antara perusahaan dan karyawan, baik melalui organisasi karyawan seperti serikat pekerja.

Heri Cahyono, Ketua Umum SEKARPURA II, mengatakan bahwa sebanyak 4772 karyawan Angkasapura II telah sukarela mendukung penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ke-10 ini.

“Ada tiga konsep yang diusung dalam materi perjanjian kerja bersama ini. Pertama, konsep peningkatan kesejahteraan kini; Kedua, konsep peningkatan kesejahteraan mendatang; Ketiga, konsep pola karir,” papar Cahyono.

Eman Soeparno, Menakertrans RI, memberi arahan di depan para direksi dan komisaris Angkasapura II usai menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Serikat Karyawan Angkasapura II (SEKARPURA II) dengan pihak manajemen PT (Persero) Angkasapura di Hotel Preanger, Bandung.

“Karyawan adalah human capital development yang menopang pembanguna ekonomi nasional,” tegas Eman Soeparno, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Republik Indonesia di Bandung, Rabu (20/2) sore.

Hubungan industrial yang baik dan seimbang antara karyawan dan perusahaan akan menciptakan iklim yang kondusif dalam menguatkan perekonomian nasional.

Dalam hal ini Eman Soeparno mendukung upaya kooperatif dan kondusif seperti yang dilakukan manajemen Angkasapura II dengan karyawannya yang terorganisir di dalam Sekarpura II. Yaitu membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan.

Eman Soeparno menjelaskan bahwa pemerintah berusaha memberikan kebijakan seseuai dengan aturan dan undang-undang, tapi bila ada kesalahan jajarannya akan bertindak sesuai dengan landasan hukum dan regulasi pemerintah, yaitu UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Situasi yang kondusif dalam suatu hubungan industrial, menurut Eman Soeparno, akan membantu iklim usaha dan investasi di tanah air.

Untuk meningkatkan peran serta pemerintah dalam melayani masyarakat, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi beserta jajarannya akan menjalankan program revitalisasi hubungan industrial, melalui peningkatan kesejahteraan karyawan dengan membuat program pembangunan perumahan karyawan.

Sasaran dari program perumahan tersebut adalah karyawan yang berpenghasilan rendah. Program tersebut juga didukung oleh program lain seperti dana subsidi di bawah 7 juta rupiah, serta pinjaman uang muka perumahan, bagi anggota Jamsostek, sebesar 20 juta rupiah dengan bunga 3 prosen per tahun.

Eman Soeparno menargetkan akan membangun 1 juta rumah per tahun yang untuk karyawan. Ketika ditanya perihal lahan perumahan tersebut, Eman Soeparno, mengatakan “Tiap perusahaan yang memiliki lahan luas dihimbau agar menjalankan program perumahan karyawan ini.”

Sehingga program pemerintah ini diharapkan dapat menjadi kebijakan yang berbasis pada kebutuhan rakyat, khususnya mereka yang menjadi karyawan sutu perusahaan.

Terkait dengan isu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada tahun ini dari pernyataan Kepala Kamar Dagang Indonesia, M.S. Hidayat pada Selasa (19/2) kemarin, Eman Soeparno menegaskan bahwa ia belum menerima informasi tersebut.

“Bila memang itu terjadi maka saya akan mengusulkan dalam Sidang Kabinet agar menunda program kenaikan TDL tersebut,” tegas Eman Soeparno.

Masalah sistem tenaga kerja kontrak, bila memang memberatkan masyarakat, menurut Eman Soeparno, “Usulkanlah untuk merivisi UU No 13 untuk menghapuskan sistem kerja kontrak.” (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

132,1 Ton BBM Ilegal Disita

SEBANYAK 132,1 ton bahan bakar minyak (BBM) ilegal terdiri dari 28,21 ton solar dan 103,89 ton minyak tanah, 16 ton oli palsu, 1 jerigen residu, dan 56 jerigen Irex (minyak oplosan) disita jajaran petugas Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar). Operasi yang dijalankan di wilayah Jawa Barat ini telah berhasil menangkap 55 tersangka, dua di antaranya oknum anggota TNI AL.

Operasi pengamanan dilakukan di 12 kabupaten di seluruh Jawa Barat, yang berpotensi terjadi penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi untuk dioplos dengan solar atau bensin. Daerah-daerah itu antara lain di Banjar, Priangan Timur, Sumedang, Subang, Bogor, Purwakarta, Karawang, dan Indramayu. Operasi ini menindaklanjuti penandatanganan kesepakatan antara PT Pertamina (Persero) dengan Polri pada Rabu (13/2) di kantor Pusat Pertamina, Jakarta untuk pengamanan usaha minyak dan gas bumi.

Operasi tersebut dibantu jajaran petugas dari Polwiltabes Bandung, Polwil Purwakarta (Polres Subang dan Karawang), Polwil Cirebon, Polwil Priangan (Polres Bandung, Garut, Sumedang dan Banjar), dan Polwil Bogor (Polres Bogor). Operasi tersebut telah mengumpulkan 36 kasus BBM ilegal dan 55 tersangka.

Dari beberapa daerah itu, penyelewengan terbesar penggunaan BBM bersubsidi ditemukan di wilayah Polres Bogor. Di sebuah tempat di Kabupaten Bogor, polisi menemukan 26 ton minyak tanah, 7 ton solar, 9 ton oli Pertamina palsu, dan sebuah laboratorium yang berdiri di atas lahan seluas 1 hektar.

Sedangkan di Banjar, polis berhasil menangkap satu mobil truk tanki yang diduga akan dibawa ke Cilacap untuk dijual ke kapal nelayan, dan industri. Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan seorang warga sipil, dan 2 oknum anggota TNI AL yang mengawal perjalanan.

“Penyalahgunaan BBM bersubsidi adalah kejahatan yang menyusahkan rakyat kecil. Polri akan terus melakukan operasi dari waktu ke waktu untuk memberantas kejahatan ekonomi ini,” kata Kapolda Jabar, Irjen Susno Duadji di Bandung, Minggu (17/2) sore. Kapolda menambahkan operasi ini akan terus dilakukan untuk meyakinkan masyarakat Jawa Barat bahwa mereka dapat memperoleh BBM secara mudah.

Sementara itu Sekretaris Pertamina (Persero) Pusat, Sudirman Said mengatakan daerah kejahatan ekonomi dengan penyalahgunaan BBM bersubsidi ini paling banyak terjadi di daerah industri dan perkotaan. ”Kasus itu banyak terjadi di tempat yang banyak industri. Kapolri sudah memberi warning kepada industri agar BBM sampai ke tangan yang berhak. Perputaran uang hasil minyak gelap itu mencapai Rp700 juta-Rp1 triliun dalam setahun terakhir. Sedangkan angka pasti kerugian Pertamina belum ada,” jelas Sudirman Said di halaman Kantor Pertamina Unit III Jawa Barat, Bandung.

Kejahatan ekonomi dengan menyalahgunakan BBM inilah yang menyebabkan antrean minyak tanah di tengah masyarakat dewasa ini, sehingga merugikan banyak masyarakat kecil yang sangat membutuhkan. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Ajang Bagi Pecinta Otomotif Yang Kreatif di Bandung

Kota Bandung adalah pusat pariwisata Jawa Barat. Berbagai event selalu digelar setiap akhir pekan dari berbagai jenis hiburan dan olah raga.

Kegiatan rutin tahunan komunitas bikers tanah air kali ini bertema “Get More, Learn More and More Fun”, untuk mengundang minat para pecinta sepeda motor, paniti penyelenggara menggelar serangkaian acara dengan konsep sportedutainment yang antara lain: road race, kontes modifikasi, kompetisi freestyle, safety riding course serta hiburan dan games ala pecinta sepeda motor di Bandung.

Event U Mild U Bikers Safety Race to Asia 2008 rupanya mendapat keluhan dari beberapa peserta event. Sebut saja Agus hanafi, 30 tahun, peserta kompetisi modifikasi sepeda motor. Agus mengeluarkan isi kantongnya sebesar 10 juta rupiah untuk memamerkan sepeda motor merek Yamaha yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah motor yang unik dan “eye cathing”.

Namun pada awal event Agus kecewa dengan manajemen event yang simpang siur dalam pemberian informasi. Hingga Sabtu (16/2) sore Agus belum tahu siapa juri kompetisi yang diikutinya, siapa saja jurinya, serta kriteria apa yang dinilai. “Terus terang saya kecewa karena informasinya simpang siur. Saya belum tahu seperti apa kriteria juri lomba ini,” ujar Agus di Lapangan Gasibu, Bandung.

Konon sejak dulu Bandung memang menjadi barometer otomotif nasional untuk segala hal, mulai dari gudangnya pembalap nasional dan freestyler, kreatifitas bikers dalam modifikasi sepeda motor, juga komunitas sepeda motornya.

M.H. Hendra, 24 tahun, adalah pengusaha jual beli mobil di Bandung dan mengaku antusias mengikuti kompetisi U-Brush Grafity dan U-Blink. 13 juta rupiah sudah Hendra keluarkan untuk mengikuti lomba tersebut dalam serangkaian event U Mild U Bikers Safety Race to Asia 2008 di Lapangan Gasibu, Bandung.

Hendra menggunakan seorang modifikator yang bernama Adab dari bengkel MMS, Bandung, untuk mempercantik sepeda motornya. Kegiatan ini dia ikuti karena hobi selain mengisi kegiatan dengan touring dan bakti sosial bersama komunitas motor besar HDCI di Bandung.

Para panitia sedang sibuk mengoperasikan event U-Bikers Freestyle di depan Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Bandung, ketika dihubungi Jurnal Nasional. “Mulai dari jam 16.00 kita start event sampai jam 10 malem. Yaitu jambore para bikers Bandung,” tukas Nina, Official I.

Dia juga mengatakan event ini akan berlangsung hingga Minggu (17/2) malam dengan sajian hiburan untuk para pecinta sepeda Bandung, yaitu aksi panggung drup band The Changcuters.

Siang itu pengunjung event disuguhi hiburan sangat menarik. Yaitu sebuah demo di stage Bike Wash, di mana tiga orang Lady Wash menunjukan aksinya mencuci sebuah motor modifikasi tua milik peserta event.

Aksi Lady Wash menarik ratusan pasang mata siang itu karena penampilan Lady wash yang sangat seksi dan sensual. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Kesadaran Terhadap Ruang Publik dan Eksistensi Komunitas

Sepanduk hitam bertuliskan “Underground Berkabung-Tragedi AACC 9 Februari 2008” tersebar di ruang-ruang publik, di sekitar outlet-outlet distro Bandung.

Komunitas-komunitas kreatif yang banyak dikelola oleh anak muda Bandung terusik oleh pemberitaan atas tragedy AACC pada tanggal 9 Februari 2008 yang lalu. Mereka menamakan peristiwa tragis itu sebagai peristiwa “Sabtu Kelabu” atau “Tragedi AACC” dimana 11 remaja Bandung meninggal dunia usai menonton konser peluncuran album grup metal BESIDE yang berjudul “Againts Ourselves” di Gedung Asia Africa Culture Center, Jalan Braga Bandung.

Isu diskrimitatif terhadap komunitas underground di Bandung pun muncul di antara komunitas kreatif yang seringkali emmang beraktifitas di dunia musik dan bisnis fashion desain yang limited edition yang dikenal oleh wisatawan sebagai distro.

Menyikapi banyaknya isu dan opini yang menyudutkan komunitas underground Bandung maka komunitas yang terdiri dari Rumah Cemara, LBH Bandung, Sunda Underground, Ujung Berung Rebels, Common Room Networks Foundation, Solidaritas Independen Bandung (SIB), Yayasan Adikaka, Rumah Musik Harry Roesly (RMHR) menyelenggarakan sebuah dialog publik dengan tema membuka kesadaran masyarakat terhadap ruang publik dan kebebasan berekspresi yang bertanggungjawab.

Dalam dialog publik yang dihadiri oleh Kimung (Ujung Berung Rebels), Addy Handi (Forgotten/ Ujung Berung Rebels), dr. Teddy Hidayat, Tisna Sanjaya, Drs HI Budhyana Msi (Kadisbudpar Provinsi Jawa Barat), Yesmil Anwar (Kriminolog UNPAD)

Dalam dialog tersebut Kimung (Ujung Berung Rebels) mengatakan bahwa saat ini yang harus dilakukan adalah introspeksi diri oleh semua komunitas yang ada di Bandung dan belajar dari tragedi tersebut. Mengeratkan kembali hubungan pertemanan dan kekeluargaan untuk sama-sama membangun kota Bandung yang lebih baik.

Acara dialog tersebut juga diselingi oleh pembacaan puisi dan penampilan musik yang masing-masuing satu lagu dari grup musik underground Bandung.

Giman, 24 tahun, anggota komunitas Rumah Cemara, memberi komentar tajam dengan mengatakan, “Saya miris membaca pemeberitaan di media tentang peristiwa tragis tersebut. Dan memunculkan opini bahwa komunitas underground dekat dengan narkoba. Jangan selalu di-stereotype-kan bahwa underground adalah pengguna narkoba,” tegasnya, kemudian disambut tepuk tangan ratusan orang yang hadir dalak dialog tersebut.

Yesmil Anwar, Kriminolog dan Sosilog Hukum UNPAD, mengatakan kepada Jurnal Nasional. Tragedi 9 Februari 2008 yang lalu itu merupakan cermin telah hilangnya kesadaran masyarakat terhadap ruang publik. Untuk menangani persoalan kota Bandung yang patologis ini dibutuhkan sebuah peraturan daerah yang mengatur kesempatan dan kreatifitas komunitas seperti ini.

“Perlu Perda atau aturan konkrit uyntuk meregulasi eksistensi anak muda di berbagai bidang, baik olah raga, musik dan lain-lain,” jelas Yesmil Anwar.

Sementara Drs. H.I. Budhyana, Msi., Kadisbudpar Provinsi Jawa Barat, memandang bahwa persolan komunitas ini memang perlu adanya sebuah regulasi yang baik, agar potensi kreatif anak muda di Bandung dan Jawa Barat terwadahi dengan baik.

“Saluran atau aliran ini jangan sampai merusak lingkungan budaya yang ada,” katany secara simbolik. Komunitas muda yang beragam ini perlu diwadahi dan diberi kesempatan. Budhyana juga mengatakan bahwa komunitas yang beragam ini adalah aset pariwisata Jawa Barat.

Marsion, orang tua almarhum Ahmad Wahyu Efendi (salah satu korban tragedi AACC), menyampaikan kata-kata bijak mewakili keluarganya. Agar anak muda Bandung terus berkarya. Pak Marsion juga menghimbau kepada penyelenggara kalau ada konser seperti itu lagi, lihatlah tempat yang memadai.

“Kepada anak-anak muda jangan sampai kapok karena kejadian itu. Kita bisa belajar dari sana, kalau ada keributan cobalah saling menghormati, jangan sampai tidak tertib. Kepada grup band Besad (BESIDE-red) jangan sampai gara-gara ini merasa disalahkan. Anggaplah semua ini sebagai musibah,” papar Marsion dengan sambutan yang antusias dari anak-anak underground Bandung.

Usai dialog itu acara diteruskan dengan penyerahan santunan kepada tiga keluarga korban yang hadir dalam acara dilaog tersebut. Komunitas solidaritas Sabtu Kelabu Bandung berhasil mengumpulkan uang 23 juta rupiah dari masyarakat Bandung, musisi dan seniman. Uang sumbangan itu akan terus dihimpun untuk seterusnya diberikan kepada 11 keluarga korban tragedi AACC 9 Februari 2008 yang lalu.

“Kami memohon maaf dan berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban. Saya merasa seperti keluarga yang ditinggalkan,” ujar Oang (salah satu personil band BESIDE) usai penyerahan uang santunan kepada keluarga korban di GK Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Sabtu (16/2) sore kemarin. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Sosialisasi Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2008

Ketahanan pangan dalam negeri menjadi sorotan besar masyarakat, petani dan pemerintah dalam memberikan kepastian ketersediaan pangan, khususnya beras untuk konsumsi rakyat Indonesia tahun ini.

Susanto Ali Muso, Dirjen. Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian RI, Joko Said Damarjati, Dirjen. P2HP – Departemen Pertanian RI dan Mustafa Abu Bakar, Dirut Perum Bulog, ketiganya duduk sebagai pembicara kunci dalam forum ”Sosialisasi Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2008” yang digelar di Kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Bandung, pada Jum’at (15/2) pagi tadi.

Dalam rapat tersebut dibahas persoalan produksi pangan nasional dan prospek produksi wilayah Jawa Barat dalam menanggulangi harga pasar beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat Khususnya.

Sejumlah strategi dilakukan pemerintah emlalui Perum Bulog untuk mengupayakan kecukupan pangan nasional, sehingga hasil-hasil pertanian itu bisa dieskpor ke luar negeri. Lumbung desa pun sempat dibahas oleh Mustafa Abu bakar, Direktur Bulog, di forum. Karena lumbung desa yang optimal dapat membantu ketahanan pangan nasional khususnya beras dan gabah.

Susanto Ali Muso menandaskan optimisme pemerintah yang ingin meningkatkan kuantitas produksi kedelai nasional menuju kemandirian di bidang kedelai. Hal ini diperlukan kerjasama yang baik dengan perbankan.

Yang menjadi masalah saat ini, menurut Susanto Ali Muso adalah jaminan kepastian pembeli dengan harga yang wajar kepada petani. Untuk menangani hal ini Bulog siap menjadi kompetitor, mengadakan kerjasama dengan pihak perbankan, sehingga Bulog bisa menstabilkan harga, yaitu Rp. 5300 - 5500/kilogram. Ke depannya diharapkan tidak akan ada impor pangan lagi.

Melihat kondisi iklim di tanah air akhir-akhir ini Mustafa Abu Bakar mengatakan, ”Hanya 1 prosen dari prospek panen yang terganggu.” Sehingga tidak perlu dikuatirkan bahwa ketahanan pangan nasional tahun 2008 cukup stabil.

Yang perlu dilakukan adalah upaya-upaya sinergi antara petani dan pengusaha untuk meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat membantu peningkatan nilai jual produk pertanian. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

Aturan Kampanye Pilkada Jabar Belum Bisa Disahkan

KETENTUAN dan aturan kampanye Cagub dan Cawagub KPUD Jawa Barat (Jabar) dan tim pendukung semua pasangan Cagub dan Cawagub belum bias disahkan melalui rapat pleno di KPUD Jabar. "Hasil pertemuan hari Sabtu kemarin baru pada tahapan dengar pendapat saja. Kami belum mensahkan tahapan dan aturan main kampanye nanti, karena harus melalui rapat pleno di KPUD Jabar," ujar Affan Sulaeman, anggota KPUD Jabar kepada Jurnal Nasional di Bandung, Senin (18/2).

Masa tenang usai pengumuman nomor urut Cagub dan Cawagub hingga jadwal kampanye pada 27 Maret 2008 mendatang dipandang penting oleh tim pendukung masing-masing pasangan calon. Pasalnya, masa tenang ini menjadi waktu produktif untuk sosialisasi para calon kepada masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris KPUD Provinsi Jabar, Deddy S Warmana mengatakan, hingga saat ini belum ada ketetapan atau regulasi dari KPUD Jabar mengenai kampanye para Cagub dan Cawagub. Pertemuan KPUD Jabar dengan Panwaslub dan tim kampanye masing-masing calon, baru pada tahap menyamakan kesepahaman mengenai masa tenang. “Ketetapan masa tenang ini akan digunakan untuk apa belum dipastikan karena belum ada kesepakatan,” katanya.

Berbagai usulan dari masing-masing tim kampanye memang bermunculan. Salah satunya agar masa tenang ini digunakan sebagai waktu produktif untuk sosialisasi pasangan calon kepada masyarakat. Namun demikian, KPUD Jabar dan Panwaslu belum menetapkan aturan tersebut.

Deddy mengatakan, ada tiga Daerah Kampanye (DK) atau titik-titik penting yang akan diisi oleh program kampanye masing-masing pasangan calon. Penentuan DK tersebut, kata Deddy, ditentukan berdasarkan jumlah populasi penduduknya. "DK Pertama meliputi: Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Sumedang. DK Kedua yaitu, Majalengka, Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Subang. DK Ketiga yaitu, Bekasi, Depok, Cianjur, Bogor, Sukabumi," tukasnya.

Deddy menambahkan, suhu politik mulai memanas di waktu rawan sekarang ini. KPUD Jabar pun tetap berada pada jalur normatif.

Dana Pilkada Jabar senilai Rp328 miliar diberikan ke KPUD Kota dan Kabupaten sebesar Rp255 miliar atau 70 prosen dari angka Rp328 miliar itu. "Sukses dan tidaknya pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun ini berpulang pada semua stakeholder yang terkait," ukatanya.

Sosialisasi Pilkada Jabar secara formal akan dilaksanakan KPUD Jabar pada Sabtu, 26 Februari mendatang di Lapangan Gasibu, Bandung. "Sosialisasi formal kami akan dilaksanakan pada Sabtu pagi minggu ini di Gasibu. Ketiga Pasangan calon akan hadir di sana," tandas Deddy. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)