Thursday, February 21, 2008

Sosialisasi Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2008

Ketahanan pangan dalam negeri menjadi sorotan besar masyarakat, petani dan pemerintah dalam memberikan kepastian ketersediaan pangan, khususnya beras untuk konsumsi rakyat Indonesia tahun ini.

Susanto Ali Muso, Dirjen. Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian RI, Joko Said Damarjati, Dirjen. P2HP – Departemen Pertanian RI dan Mustafa Abu Bakar, Dirut Perum Bulog, ketiganya duduk sebagai pembicara kunci dalam forum ”Sosialisasi Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun 2008” yang digelar di Kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Bandung, pada Jum’at (15/2) pagi tadi.

Dalam rapat tersebut dibahas persoalan produksi pangan nasional dan prospek produksi wilayah Jawa Barat dalam menanggulangi harga pasar beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat Khususnya.

Sejumlah strategi dilakukan pemerintah emlalui Perum Bulog untuk mengupayakan kecukupan pangan nasional, sehingga hasil-hasil pertanian itu bisa dieskpor ke luar negeri. Lumbung desa pun sempat dibahas oleh Mustafa Abu bakar, Direktur Bulog, di forum. Karena lumbung desa yang optimal dapat membantu ketahanan pangan nasional khususnya beras dan gabah.

Susanto Ali Muso menandaskan optimisme pemerintah yang ingin meningkatkan kuantitas produksi kedelai nasional menuju kemandirian di bidang kedelai. Hal ini diperlukan kerjasama yang baik dengan perbankan.

Yang menjadi masalah saat ini, menurut Susanto Ali Muso adalah jaminan kepastian pembeli dengan harga yang wajar kepada petani. Untuk menangani hal ini Bulog siap menjadi kompetitor, mengadakan kerjasama dengan pihak perbankan, sehingga Bulog bisa menstabilkan harga, yaitu Rp. 5300 - 5500/kilogram. Ke depannya diharapkan tidak akan ada impor pangan lagi.

Melihat kondisi iklim di tanah air akhir-akhir ini Mustafa Abu Bakar mengatakan, ”Hanya 1 prosen dari prospek panen yang terganggu.” Sehingga tidak perlu dikuatirkan bahwa ketahanan pangan nasional tahun 2008 cukup stabil.

Yang perlu dilakukan adalah upaya-upaya sinergi antara petani dan pengusaha untuk meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat membantu peningkatan nilai jual produk pertanian. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

No comments: