Thursday, February 21, 2008

Bursa Tenaga Kerja XIII Diburu Pelamar

Tingginya angka pengangguran dan pencari kerja aktif menyebabkan tingkat persaingan untuk memperoleh lapangan pekerjaan di Jawa Barat makin tinggi.

Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Universitas Parahyangan, Bandung, menggelar “Bursa tenaga Kerja XIII” di Landmark Convention Hall, Bandung, dari tanggal 19 – 21 Februari 2008.

Penyelenggaraan bursa tenaga kerja di bandung selalu mendapat sambutan antusias dari masyarakat, khususnya bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan juga yang berstatus karyawan yang ingin memperoleh pekerjaan baru yang lebih layak.

Dari pantauan Jurnal Nasional di Bandung, terjadi penurunan jumlah pengunjung bursa tenaga kerja pada awal tahun ini. Setiap penyelenggaraan bursa tenaga kerja biasanya dikunjungi minimal 2000-3000 pengunjung tiap harinya. Namun pada tahun ini hanya 1800 orang saja yang datang ke tempat bursa tenaga kerja (Bursa Tenaga Kerja XIII).

Penurunan itu disebabkan oleh banyaknya event organizer yang menggelar bursa tenaga kerja tiap tahunnya, selain terdapat perbedaan jadwal wisuda dari lembaga pendidikan yang ada di Jawa Barat.

“Hari Selasa (19/2 - red) kemarin kami hanya dikunjungi sebanyak 1800 orang dalam satu hari,” ujar Sugeng, panitia KKBM-Unpar kepada Jurnal Nasional di Landmark Convention Hall, Rabu (20/2) sore.

Sementara itu Eman Soeparno mengatakan di tempat lain, Rabu (20/2), bahwa pada tahun 2007 angka pengangguran adalah 10 juta orang di seluruh Indonesia. Angka ini masih diniali tinggi oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Eman Soeparno menghimbau agar seluruh perusahaan dan karyawan membangun kondisi yang kondusif untuk meningkatkan perekonomian nasional. Yang diharapkan dapat membuka kesempatan pekerjaan yang lebih besar kepada masyarakat.

Sebanyak 64 lebih perusahaan kecil menengah (UKM) dan besar hadir di Bursa Tenaga Kerja XIII. Perusahaan itu diburu oleh pencari lapangan pekerjaan dari daerah Jabodetabek, Garut, Cianjur, bandung dan sekitarnya.

Kesempatan itu menjadi peluang emas bagi para pencari lapangan pekerjaan untuk memperbaiki nasib mereka. Mulai dari lulusan sekolah menengah atas (SAM) hingga para lulusan magister (S2) memenuhi stand-stand perusahaan dari berbagai bidang pekerjaan dan jenis usaha.

Nadia, Staf Bina Daya Sentika, mengatakan bahwa tahun ini memang terjadi penurunan pencari lapangan pekerjaan sebesar 20-30 prosen. Perusahaan jasa konsultan dan psikologi di Bandung ini sudah menampung lebih dari 500 orang pelamar sejak hari Selasa (19/2) kemarin. “Kami bukan penyalur tenaga kerja. Kami menjual jasa konsultan. Tiap hari menyelenggarakan psikotest untuk calon pekerja,” ujar Nadia di stand Bina Daya Sentika, Landmark Convention Hall, Bandung.

Lusita Dewi, mahasisiwi semester akhir di Bandung, mengaku selalu datang ke tempat bursa tenaga kerja di Bandung. Selain belajar bagaimana melamar pekerjaan, Lusi (panggilan akrabnya) juga mengeluhkan para penyedia lapangan pekerjaan yang terlalu dominan mencari person marketing dan sales (penjual).

“Saya kuliah ilmu kesejahteraan social lebih tertarik pada pekerjaan bagaiaman membangun sumder daya manusia, tetapi tiap kali datang ke event seperti ini tak ada lapangan pekerjaan untuk bidang saya yaitu CSR (Custemer Servise Care -Red),” keluh Lusita di halaman Landmark, Bandung.

Hal senada juga diungkapkan Amalia Husna, mahasiswi Bandung. Ia mengatakan, ”Seharunya perusahaan besar seperti pertambangan itu membuka lapangan pekerjaan untuk CSR bagi lulusan baru. Nggak orang-orang tua saja yang masuk di CSR, tapi freshgraduate juga,” kata Amalia dengan semangat. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

No comments: