Sinergi PT PLN (Persero) dengan masyarakat dan akademisi berhasil menjalankan program penghematan energi dengan memanfaatkan sumder daya energi alternatif di Jawa Barat. Langkah itu dilakukan merujuk pada arahan pemerintah untuk menghemat penggunaan energi listrik dan BBM, khususnya di Jawa Barat.
PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) bekerja sama dengan masyarakat Desa Haurngombong, Kabupaten Sumedang, dan akademisi dari Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Padjadjaran (UNPAD), membentuk kawasan “Ca’ang Desa Energi Mandiri” melalui pemanfaatan potensi energi alternatif yang berasal dari kotoran hewan ternak (sapi perah, sapi potong dan domba).
Kotoran hewan ternak itu diolah menjadi biogas untuk dijadikan bahan bakar kompor sebagai pengganti minyak tanah. Biogas itu juga dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penerangan dan peralatan elektronik rumah tangga.
Ganjar Kurnia Rektor UNPAD mengatakan bahwa program pemanfaatan energi alternatif melalui Livestock Bioenergy Convertion Program (LiBEC) yang dikerjakan oleh sejumlah peneliti Faperta UNPAD di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, terbukti berhasil selama empat tahun terakhir ini.
Masyarakat yang memiliki hewan ternak seperti sapi perah, sapi potong, dan domba dengan bimbingan peneliti dan pengembang program dari Faperta UNPAD sudah membentuk komunitas atau masyarakat mandiri di bidang energi. Kebutuhan minyak tanah sudah digantikan dengan biogas untuk kebutuhan rumah tangga.
Sementara kebutuhan energi listrik memang belum sepenuhnya lepas dari distribusi PLN, karena program biogas yang sedang dijalankan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat pada malam hari, yaitu pukul 18.00 – 22.00. Meski demikian, program tersebut dinilai oleh Komisaris Utama PT PLN (Persore), Al Hilal Hamdi, sebagai langkah positif guna mendukung rencana pemerintah untuk melakukan penghematan energi listrik dan BBM.
Saat ini daerah yang sudah menjalankan konversi energi BBM dan listrik dari PLN ke biogas melalui pengolahan kotoran hewan ternak antara lain Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Bogor. Penghematan energi per kawasan ini sudah mencapai 60% dan akan terus ditingkatkan dengan mengajak partisipasi semua masyarakat.
Komar, 43 tahun, adalah salah satu kelompok yang mengembangkan energi alternatif biogas di Desa Haurngombong. Dengan tujuh orang pekerja keluarganya selama empat tahun sudah tidak emnggunakan minyak tanah untuk keperluan memasak karena sudah digantikan dengan bahan bakar biogas dari kotoran ternak sapi.
“Biogas digunakan untuk bahan bakar kompor selama empat tahun ini. Baru setengah tahun ini biogas dari sapi tiu digunakan untuk listrik di malam hari dengan memakai genset dari PLN dan UNPAD,” kata Komar di rumahnya, Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Rabu (7/5) siang.
Sementara itu Fachmi Mochtar Dirut PT PLN (persero) dalam penandatanganan Kerjasama PT PLN (Persero) dan UNPAD untuk program “Ca’ang Desa Energi Mandiri” di Desa Haurngombong, mengungkapkan bahwa program pemanfaatan energi alternatif ini sangat positif dalam mendukung upaya PLN dalam penghematan energi listrik. Ia juga mengatakan bahwa program tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya potensi penggerak ekonomi masyarakat di desa lain.
“Pemanfaatan biogas mendukung upaya penghematan energi dan secara hitung-hitungan membantu PLN dan negara dalam menghemat anggaran subsidi energi dan BBM,” kata A. Budiman Bachrulhayat General Marketing PLN DJBB di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Rabu (7/5) siang. (Argus Firmansah/Bandung)
1 comment:
Artikel di blog ini sangat bagus dan berguna bagi para pembaca. Agar lebih populer, Anda bisa mempromosikan artikel Anda di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di seluruh Indonesia. Telah tersediaa plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://www.infogue.com
http://energi.infogue.com/biogas_energi_alternatif_yang_hemat
Post a Comment