Inu Kencana Syafii memprotes mutasi kerja dari IPDN sebagai pengajar dan pengasuh menjadi pejabat eselon III di Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta.
Mutasi atau pemindahan tugasnya ke Jakarta dianggap sebagai pengusiran dirinya yang sedang berjuang membersihkan dan mengungkapkan kasus-kasus korupsi, kolusi Nepotisme (KKN), seks bebas mahasiswa IPDN, narkoba, percobaan pembunuhan, dan lain-lain.
Mutasi itu menurut Inu belum sah karena belum ada Surat Keputusan (SK) kepadanya. Ia mengaku hanya diangkat dan dilantik di kantor Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta, hari Kamis (8/5) kemarin.
"Saya ditawari akan disekolahkan lagi. Untuk apa? Saya tidak mengejar jabatan, saya hanya ingin berjihad di IPDN," tegas Inu Kencana di kantor Pos dan Giro, Jalan Asia Afrika Bandung, Sabtu (10/5) sore
Sementara itu ia menyatakan akan membuka kasus korupsi pengadaan pakaian dan makanan di kampus IPDN. Namun jumlah rupiahnya tidak disebutkan. "Bukti-buktinya sudah ada," katanya Inu Kencana setelah menyerahkan surat kepada Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang berisi surat permohonan untuk tetap menjadi pengajar di IPDN.
Banyak anak pejabat negara yang melakukan seks bebas di kawasan kost-kostan Jalan Raya Jatinangor, bahkan penggunaan narkoba dan itu semua ditutupi dengan rapi. Inu mengaku pernah diancam dengan percobaan pembunuhan karena membongkar kasus-kasus korupsi, seks bebas, narkoba, dan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan IPDN.
Sudah 660 kasus seks bebas yang diungkap Inu Kencana selama mengajar di IPDN, dan 30 tahun lebih menjadi pegawai di IPDN. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)
No comments:
Post a Comment