Thursday, May 8, 2008

Kebutuhan Pokok Sudah Naik Sebelum BBM

Harga kebutuhan pokok masyarakat kota Bandung sudah merangkak naik. Kenaikan itu disebabkan oleh isu kenaikan BBM yang akan ditetapkan pemerintah kemudian. Meski pemerintah memberikan jaminan kepada masyarakat miskin atas resiko ekonomi dari kenaikan BBM, sejumlah penyuplai bahan pokok sudah menaikan harga jual kepada para pedagang.

Kenaikan harga bahan pokok itu meliputi harga sayur mayur, beras dan daging ayam. Misalnya harga minyak goreng curah naik Rp.2.000 per Kg yang sebelumnya Rp.14.000/kg. Minyak tanah sudah mencapai harga Rp.4.000/liter. Daging ayam juga naik sekitar Rp.3000/kg menjadi 20.000/kg. Kenaikan harga beras di pasar saat ini hanya mengalami peningkatan harga beli sebesar Rp.200,- selama beberapa hari terakhir.

H. endang, pedagang beras di pasar Astana Anyar, Bandung, mengungkapkan sejumlah bahan pokok memang naik sedikit selama beberapa terakhir ini. Jumlah pembeli pun diakuinya menurun sebesar 40% dari biasanya, maka ia hanya bisa menjual beras rata-rata sebesar 4-5 kwintal.

”Harga sekarang jsutru lebih baik daripada harga beras sebelumnya. Harga 5.700/kg hanya dapat beras dengan kualitas rendah. Sekarang harga segitu justru dapat kualitas yang baik,” kata H. Endang, pedagang beras eceran di Pasar Astana Anyar, kota Bandung, Kamis (8/5) pagi.

Sementara itu Pertamina Distribusi Jawa Barat mencatat kenaikan prosentase kuota pemesanan BBM dari angak normal untuk konsumsi di kota Bandung dengan jumlah yang bervariatif. Hal itu disebabkan oleh banyak masyarakat di Jabodetabek yang membeli BBM di Bandung.

”Jumlah pemesanan bahan bakar premium mengalami peningkatan sebesar 25 prosen sedangkan bahan bakar solar naik hingga 40 prosen,” jelas Zibali Sales Representative Pertamina di kantor Pertamina Distribusi Jawa Barat, Kamis (8/5) sore.

Di kesempatan lain Faisal Basri, pengamat ekonomi, menanggapi positif renacana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Hal itu diungkapkan Faisal Basri usai acara diskusi pencalonan Walikota Bandung independen di sekretariat WALHI Jabar.

”Budget alternatif masih banyak. BBM itu harus dinaikkan masak kita nunggu sampai 200 dollar per barrel. Kalau BBM tidak naik justru mudharatnya lebih banyak, membuat pemerintah lebih konsentrasi terhadap pembangunan infrastruktur,” ujar Faisal Basri di kantor WALHI Jabar, Jalan Bengawan Bandung, Kamis (8/5) pagi.

Rakyat akan punya kesempatan untuk sejahtera dengan harga BBM naik. Karena anggaran subsidi bisa diterima oleh rakyat kecil. Penundaan kenaikan harga BBM akan menyebabkan lebih banyak lagi masalah. (Argus Firmansah/Bandung)

No comments: