Thursday, May 8, 2008

Komisaris BUMN Akan Ditiadakan

Ketanahanan BUMN harus menjadi penopang ketahanan nasional di bidang ekonomi. Seratus tiga puluh sembilan BUMN di seluruh Indonesia diharapkan meningkatkan hubungan humanis yang baik antara pihak manajemen perusahaan dan karyawan. Serikat Pekerja (Sekar) PT Telkom Tbk bekerjasama dengan serikat pekerja BUMN se-Indonesia menggelar seminar sehari berjudul ”Membangun Hubungan Industrial di Lingkungan BUMN untuk Kemajuan dan Ketahanan Nasional” di kantor pusat PT Telkom Tbk, jalan Japati, Bandung, Kamis (8/5) pagi. Seminar yang dihadiri oleh Dirut PT Telkom Tbk., Sekjend Menteri Negara BUMN, Staf Ahli Lemhanas, Serikat Pekerja dari piluhan BUMN

Kelangsungan BUMN tidak hanya berdampak pada pemerintah dan pemasukan kepada negara. Karyawan/pekerja sebagai aset perusahaan juga terkena imbasnya bilamana BUMN itu tidak sehat manajemennya.

Said Dudi Sekretaris Jenderal Kementerian Negara BUMN mengatakan bahwa peran serta BUMN dalam efisiensi anggaran serta devisa negara harus ditingkatkan dengan melakukan pembenahan-pembenahan manajerial.

Hal lain juga perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan, yaitu komunikasi yang baik antara manajemen perusahaan dan karyawan, sehingga diperoleh kepentingan bersama untuk memajukan perusahaan. Jumlah Komisaris di jajaran BUMN sedang dirancang untuk dijadikan Direktur Utama saja. Upaya tersebut dalam rangka meningkatkan pendapatan negara dari usaha-usaha BUMN.

Wacana pemakmuran jajaran Komisaris atau Direktur BUMN hingga karyawan BUMN Said Dudi menghimbau agar agen-agen di dalam manajemen BUMN tidak mengambil alih aset perusahaan atas dasar senioritas. Karena hal itu jelas-jelas merugikan negara.

Said Dudi memaparkan saat ini jajarannya sedang bekerja untuk menyehatkan puluhan BUMN untuk meningkatkan iklim investasi yang sehat. ”jangan jadikan BUMN sebagai tempat cari rezeki tanpa bekerja,” ujar Said Dudi di Kantor Pusat PT Telkom Tbk., jalan Japati, Bandung, Kamis (8/5) pagi.

Sejumlah BUMN memang akan diakuisisi namun demikian Said mengatakan hal itu masih menunggu keputusan BUMN. Ia juga merancang bahwa pada tahun 2012 hanya akan ada 25 BUMN. Sedangkan 139 BUMN yang ada sekarang sedang dalam proses penyehatan.

Isu penjualan PT Karkatau Steel (KS) kepada pihak asing justru menjadi sorotan serikat pekerja KS, karena penjualan perusahaan akan mengancam kesejahteraan karyawannya.

Namun Said mengatakan agar BUMN mampu berdiri dan berkembang dengan kemampuan sendiri dengan mencari potensi bangsa sendiri.

Investasi BUMN pada tahun 2008 mencapai 151 triliun rupiah sedangkan pemerintah hanya sebesar 101 triliun rupiah. Besaran investasi BUMN pada tahun 2004 hanya 23 triliun rupiah. Angka itu menunjukan bahwa pertumbuhan investasi BUMN di Indonesia terus meningkat, akan tetapi masih banyak BUMN yang tidak sehat sehingga pemasukan kepada negara tidak sebanding.

Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak intervensi Kementrian Negara BUMN kepada para komisaris dan direktur Said Dudi berencana akan membubarkan Kemeterian Negara BUMN. Hal itu dinilai efektif untuk upaya penyehatan BUMN ke depan.

Sementara itu Hadi Suprapto, Staf Ahli Lemhanas, menyatakan perlunya kesadaran ketahanan nasional semua pihak yang bekerja keras di lingkungan BUMN. Banyaknya kasus di lingkungan BUMN yang tidak terekspos merupakan indikasi bahwa kesadaran terhadap keindonesiaan itu kurang.

Wartono Purwanto, Ketua Umum Sekar Telkom, berharap pertemuan silahturahmi antar serikat karyawan BUMN se-Indonesia ini dapat menumbuhkan semangat kebersamaan, untuk bersama-sama memajukan BUMN sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional.

Itu dikatakan Wartono sebelum diskusi Membangun Hubungan Industrial di Lingkungan BUMN untuk Kemajuan dan Ketahanan Nasional” di kantor pusat PT Telkom Tbk, jalan Japati, Bandung, Kamis (8/5) pagi. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

No comments: