Tuesday, May 6, 2008

Investasi Produk FWA Perlu Dikembangkan

Dalam upaya meningkatkan layanan kepada pengguna telepon tanpa kabel, Mobile-8 Telecom Tbk, mengembangkan produk terbaru berbasis CDMA, yaitu Fixed Wireless Access, yang diberi brand nama HEPI. Sebuah layanan jaringan telepon tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas.

Produk HEPI yang baru bisa digunakan oleh masyarakat kota Jakarta dan Bandung ini diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Muhammad Nuh, dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Walikota Bandung, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Basuki Yusuf Iskandar, Masyarakat Telematika Indonesia, Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI), PT Telkom Tbk, para operator telekomunikasi, serta seluruh jajaran manajemen Mobile-8 dan Global Mediacom Group yang diwakili oleh Hary Tanoesoedibyo Hotel Sheraton Bandung, Sabtu (3/2) pagi.

Muhammad Nuh, dalam pidatonya, mengatakan pentingnya perhatian operator jasa telekomunikasi terhadap masyarakat pengguna layanan tersebut, yaitu kualitas dan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat penggunanya. Hal itu ditekankan oleh Muhammad Nuh dalam sambutannya sebelum meresmikan peluncuran produk HEPI dari Mobile-8 di Hotel Sheraton Bandung, Sabtu (3/2) pagi.

Muhammad Nuh juga menyampaikan harapan pemerintah terhadap perusahaan agar terus maju untuk mengembangkan teknologi telekomunikasi di Indonesia lebih baik. Produk-produk telekomunikasi yang sudah ada diupayakan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.

“Komunikasi bisa tumbuhkan transformasi sosial. Itulah pentingnya komunikasi,” kata Muhammad Nuh di Hotel Sheraton Bandung, Sabtu (3/2) pagi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, mengatakan bahwa sarana informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Jawa Barat, baik di kota dan pelosok desa. Produk HEPI dengan sistem Fixed Wireless Access ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat dengan produk yang berkualitas dan harga yang terjangkau.

“Produk HEPI masyarakat Jawa Barat diharapkan dapat menikmati sarana telekomunikasi yang ceria untuk mobilitas yang terbatas,” kata Danny Setiawan dalam acara peluncuran layanan jaringan telepon tetap lokal tanpa kabel, HEPI dari Mobile-8, di Hotel Sheraton Bandung, Sabtu (3/2) pagi.

Direktur Pemasaran dan Penjualan Mobile-8, Susanto Sosilo mengatakan, “Produk HEPI hadir dengan harga terjangkau. Produk Fren dan HEPI bisa saling melengkapi dan berkompetisi di sektor lain.” Layanan FWA memiliki tarif yang terjangkau sehingga masyarakat dengan mobilitas terbatas dapat memanfaatkan produk ini untuk menunjang aktivitas masyarakat.

Juliana Dotulong, Kepala Divisi Pemasaran Produk Mobile-8, menjelaskan bahwa target pemasaran yang dituju mellaui produk HEPI ini adalah segmen anak muda seperti pelajar dan mahasiswa, serta mereka yang baru pertama kali bekerja.

Komposisi tarif yang ditawarkan adalah Rp.1000,- per hari untuk panggilan antar sesama pelanggan HEPI (melalui registrasi ke 2772). Tarif pesan pendek sebesar Rp.10,- per SMS. Juliana Dotulong mengatakan bahwa target pelanggan yang ingin diperoleh sampai akhir tahun 2008 adalah sebesar 600.000 pelanggan.

Sementara itu jumlah operator telepon tanpa kabel tahun ini sudah mencapai 12 operator di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Basuki Yusuf Iskandar, dengan jumlah operator sebanyak itu maka frekuensi untuk operator baru sudah tidak memungkinkan.

Namun demikian, Basuki mengatakan bahwa investasi dalam bisnis sarana telekomunikasi masih banyak peluangnya. Yaitu investasi dalam bisnis produk Fixed Wireless Access (FWA).

“Fixed Wireless Access saat ini merupakan iklim investasi yang menarik dan kompetitif,” kata Basuki Yusuf Iskandar di Hotel Sheraton, Bandung, Sabtu (3/2) pagi, usai meluncurkan produk HEPI.

Pada kesempatan yang lain, Muhammad Nuh mengatakan kepada Jurnal Nasional bahwa jumlah ideal operator telekomunikasi di Indonesai belum dapat ditentukan karena masih akan mengevaluasi kinerja operator yang sudah beroperasi hingga saat ini. Yaitu kapabilitas manajemen operator yang bersangkutan serta kemampuan teknologi yang digunakan.

Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan tiga butir kebijakan untuk semua perusahaan/operator, yaitu kebijakan tarif yang sesuai, menara bersama untuk menurunkan jumlah investasi sehingga bisa membuat tarif yang ekonomis. Dan yang terakhir adalah kualitas pelayanan.

Masa transisi sekarang ini bisa jadi jeda untuk para operator untuk berkompetisi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna. “Masyarakat dapatkan layanan terbaik. Dan perang tarif masih normal. Itu biasa dalam bisnis,” tegas Muhammad Nuh di Hotel Sheraton, Bandung, Sabtu (3/2) pagi, usai meluncurkan produk. (Argus Firmansah/Bandung)

No comments: