Sembilan seniman dari tiga institusi pendidikan (Universitas Maranatha, ITB, STISI) Bandung menggelar pameran lukisan bersama di Auditorium Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) Bandung.
Masing-masing seniman menyajikan 3 karya berukuran 150x100 cm. Keberagaman gagasan dan ide kreatif seniman lukis dari mahasiswa ini diusung tanpa kurator sebagaimana lazimnya pameran lukisan. Alasan mereka, kalau ada kurator mereka tidak bebas memilih karena ada ketentuan tematik dari kurator, dengan cara mengkurasi secara bersama ini mereka lebih bebas berekspresi dan mempublikasi karya, katanya.
Stella Prasetya, salah satu seniman dari Univ. Maranatha, mengatakan kepada KOKTAIL, bahwa pameran ini sebagai upaya bersama untuk mencairkan seni rupa kontemporer saat ini di Bandung khususnya.
“Yang lebih ditonjolkan adalah hasil karya dari studio masing-masing,” ujar Stella. “Saya bisa berkarya dengan idealisme sendiri tanpa ada tuntutan apapun,” sambung Stella dengan semangat.
Melihat kondisi globalisasi saat ini para pelukis muda ini mengatakan bahwa yang menjadi sasaran sekarang bukan persoalan regional, tetapi bagaimana berkompetisi dengan dunia global dan lebih cerdas menggunakan media juga konsepnya.
Latar belakang pameran bersama ini adalah adanya kesamaan dan kecenderungan dalam berkarya dan menampilkan genre lukis saat ini. Bahwa melalui pameran ini tidak ada lagi keterpisahan antara generasi dan kualitas karya di Bandung.
Pameran berlangsung mulai 4-10 Maret 2008. Di tengah pameran ini akan digelar diskusi menarik berjudul “Eksistensi Perupa Muda bandung Satu Dekade Terakhir” di Auditorium Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) Bandung, tanggal 6 Maret 2008 pada pukul 14.00-16.00 dengan pembicara Bambang Sugiharto, Heru Hikayat dan Agus Cahyana sebagai moderator. (Argus Firmansah/KOKTAIL/Bandung)
1 comment:
semangat gitu nulisnya...sudah ditanyain belum? sori, kemarin gak ke ccf, gus muh nagih tulisan terus..dikejar deadline gw...pasang shoutbox atuh
Post a Comment