Saturday, March 29, 2008

Kampanye Danny-Iwan Tinggalkan Sampah Kampanye

Ribuan ibu-ibu mengenakan kaos dukungan pasangan calon Danny-Iwan (Da’I) memenuhi Lapangan Gasibu, Bandung, hari Jum’at (28/3) sejak pukul 08.00 WIB. Massa pendukung yang kebanyakan adalah ibu-obu dengan kaos nomor urut 1 itu datang berduyun-duyun setelah mengikuti acara Jalan Sehat 2008 yang diselenggarakan Tim Sukses Da’I.

Kampanye perdana pasangan Da’I dimulai sejak pukul 08.00 pagi dengan mengunjungi tempat peristiwa rubuhnya bangunan kelas Sekolah Dasar (SD) Pasundan 3, Jl. Babakan Ciparay, Kota Bandung. Usai melihat puing-puing yang rubuh Da’I mengunjungi rumah sakit Rajawali Bandung, untuk menengok 20 siswa yang luka-luka akibat tertimpa bangunan sekolah.

Iring-iringan Da’I kemudian meluncur ke Lapangan Gasibu Bandung dimana ribuan pendukung sudah menunggu usai melakukan kegiatan Jalan Sehat 2008. para simpatisan disuguhi hiburan dari artis-artis Jakarta dan Bandung dengan musik dangdut yang syairnya diganti menjadi ajakan mencoblos nomor urut satu.

Syair lagu dangdut pun diganti dengan syair ajakan mencoblos dan mengelu-elukan pasangan Da’I. Bila saja sang pencipta lagu dangut itu tahu syairnya diganti, mungkin dia akan mengadukan ke meja hijau karena pelanggaran hak cipta lagu dangdut.

Uu rukaman, Ketua DPD Partai Golkar (PG) Jawa Barat, mengatakan alasan PG memilih Daany-Iwan karena mereka sudah berpengalaman di Jawa Barat. “Kenapa memilih Da’I? Karena Jawa Barat maju, pendidikan gratis, daya beli terjangkau,” kata Uu Rukmana di hadapan ribuan massa.

Sementara itu masyarakat di Jawa Barat mengeluhkan harga kebutuhan pokok naik, angka kemiskinan meningkat 1,25%, bangunan sekolah dasar rubuh kemarin siang usai Rapat Paripurna Penyampaian Visi Misi dan Program Cagub dan Cawagub di Gedung DPRD Provinsi Jabar, Bandung, Kamis (27/3).

Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat juga mengimbau simpatisan partainya untuk memeberi dukungan pasangan Da’I. “Pilih pemimpin yang sudah jelas membangun Jawa Barat,” katanya Raden Adjeng Suharno.

Berbagai ajakan dan bualan tentang kehebatan figur pasangan Da’I diumbar di Lapangan Gasibu Bandung. Umbaran dan bualan tersebut juga dihadiri sekaligus didukung oleh artis-artis dari Jakarta yang aktif sebagai anggota partai. Sebut saja Nurul Arifin dari Partai Golkar dan Nurul Komar dari Partai Demokrat, serta artis lain yang turut juga dikontrak tim sukses untuk menghibur massa pendukung pasangan Da’I.

Menyanyikan lagu dangdut dengan syair bahasa Sunda dilakukan berulang-ulang oleh artis yang berlainan. Semnetara pasangan Da’I dan istri masing-masing hanya ikut bergoyang sambil sesekali mengajak simpatisan mencoblos nomor urut satu, nomor urut dua dan tiga jangan dicoblos katanya.

Para tokoh Jawa Barat yang naik ke atas pentas sama-sama menyampaikan dukungannya. Ibu Popong mengajak massa pendukung untuk memilih pemimpin yang “nyantri” (santri), “nyunda” (orang Sunda) dan “nyaaheun” (cinta) Jawa Barat.

Toleransi pada politik uang yang ditunjukan LSI di bandung beberapa waktu lalu, mayoritas adalah masyarakat Jawa Barat (khususnya etnis Sunda) cenderung permisif terhadap praktik politik uang. Hal itu disampaikan oleh Iman Suherman, peneliti utama dari Lembaga Survei Indonesia (LSI). Tesis itu juga dikuatkan oleh Budi Rajab, antropolog dan pengamat sosial (UNPAD).

Jawa Barat tidak butuh pemimpin import dari luar Jawa Barat. Kalimat itu seringkali diucapkan oleh orang-orang parpol dan tokoh Jawa Barat pendukung pasangan Da’I. Hal itu mengukakan isu rasial di dalam proses demokrasi Jawa Barat – Pilgub Jabar.

Pasangan Da’I yang dicitrakan sebagai figur santri di Jawa Barat menjadi paradoks ketika di tengah acara kampanye di Lapangan Gasibu digelar acara penyambutan pasangan Da’I dengan 20 penari yang berpakaian minim dan seksi (begitu juga gerakannya)

Sebelum acara kampanye di lapangan tersebut ditutup dilakukan simulasi pencoblosan baliho besar bertanda nomor urut 1 - gambar Danny-Iwan – oleh Solihin GP, sesepuh Jawa Barat dan Ibu Popong dengan disaksikan Danny Setiawan, Iwan R. Sulanjana, Uu Rukaman, R. Adjeng Suharno, dan tokoh-tokoh lainnya di hadapan ribuan massa pendukung.

Danny menyatakan keprihatiannya atas peristiwa tragis tersebut. “Seharusnya insiden itu sudah diatasi oleh pemerintah setempat jauh-jauh hari,” kata Danny Setiawan di jalan Diponegoro Bandung, usai berkampanye di Lapangan Gasibu Bandung.

Massa simpatisan Da’I yang berasal dari kabupaten Sumedang, Subang, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan daerah lain pun meninggalkan Lapangan Gasibu dengain naik angkutan kota, truk bak terbuka, sepeda motor dan berjalan kaki.

Sampah plastik sisa jajanan para simpatisan pun berserakan di Lapangan Gasibu dan sekitarnya. Pamflet dan stiker kampanye Da’I sisa sebaran tim kampanye dari helicopter sejak pukul 09.00 pagi tadi pun menambah tumpukan sampah di jalan Diponegoro-Surapati dan Lapangan Gasibu Bandung.

Usai kampanye Danny Setiawan (Gubernur Jawa Barat yang sedang cuti jabatan selama masa kampanye) dan Iwan R. Sulanjana (mantan Pangdam III Siliwangi) tinggal petugas kebersihan yang bekerja keras membersihkan sampah-sampah sisa kampanye pemimpin tertinggi Jawa Barat itu. “Capek sekali, mas. Sampahnya banyak sekali ini,” ujar salah seorang petugas kebersihan di bawah terik sinar matahari Jum’at siang di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Bandung.

No comments: