Masa tenang sebelum 27 Maret memang rawan digunakan sebagai masa kampanye oleh tiap pasangan cagub dan cawagub. Tiga daerah kampanye menjadi sasaran para tim kampanye tiap pasangan calon.
Sabtu (1/3) siang ini anggota Panwaslu sudah mulai menertibkan atribut cagub dan cawagub yang ada di ruang public yang ada di Jalan Jakarta, kota Bandung. Baligo dan sepanduk dukungan kepada pasangan cagub dan cawagub diturunkan.
Seperti yang dikatakan anggota Panwaslu Jabar di Kantor KPUD Jumat (29/2) kemarin, bahwa panwaslu jabar sudah memebrikan instruksi ke pemerintah kabupaten dan kota di Jawa barat untuk menertibkan atribut pasangan cagub dan cawagub sebelaum masa kampanye 27 Maret mendatang.
Sementara dari Media Center pasangan Aman (Agum-Nu’man), Bandung, diperoleh keterangan bahwa hingga saat ini tim kampanye pasangan Aman belum menyebarkan atribut kampanye di daerah kampanye.
“Minggu-minggu ini belum waktunya kampanye, jadi belum ada atribut kampanye yang disebar. Adapun atribut kampanye seperti baligo atau poster di daerah itu bukan oleh kami tetapi inisiatif masyarakat sendiri yang mendukung pasangan Aman,” tegas Herry Dim, Media Center pasangan Aman.
Soal ketetapan DPT kemari yang ditolak pasangan Aman (Agum-Nu’man) dan Hade (Heryawan-Dede) ditegaskan Pojka Kampanye, Sosialisasi dan Pemutahiran Pemilih KPUD Jabar, Ferry Kurnia Rizkiansyah menegaskan kepada Jurnal Nasional bahwa “Ketetapan itu adalah kewenangan KPUD Jabar. Rapat Pleno terbuka yang diselenggarakan Jum’at kemarin adalah keinginan kami untuk transparan kepada publik. Tim kampanye tidak punya kewenangan untuk mengubah ketetapan itu.”
Kampanye atau Sosialisasi
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Institute Jawa Barat Sabtu (1/2) pagi menggelar dialog publik bertajuk ‘Demokrasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan di Jawa Barat’ yang dihadiri oleh perwakilan pasangan Aman dan Da’I yaitu Nu’man dan Iwan R. Sulanjana di depan kantor Walhi Jabar.
Dialog public itu menjadi wahana kampanye bagi tim Aman dan Da’I, karena pemaparan kedua perwakilan pasangan calon memaparkan visi dan misi dan rencana kerja masing-masing terhadap persoalan lingkungan, pendidikan, sosial, ekonomi, serta birokrasi di Jawa Barat.
Kesempatan emas bagi tim Da’I dan Aman dimanfaatkan untuk memaparkan visi dan misinya kepada public meski terbatas jumlahnya. Dalam forum yang digelar Walhi Jabar itu banyak muncul ke permukaan semua persoalan Jawa Barat yang tidak hanya masalah lingkungan saja.
Iwan R Sulanjana memaparkan visi dan misinya yaitu reformasi birokrasi dan memberantas korupsi dengan konsep “learning by doing”. Akhirnya, Iwan R Sulanjana sebagai wakil tim Da’I tidak dapat menjawab pertanyaan forum dalam berbagai persoalan Jawa Barat karena ia belum memahami persoalan Jawa Barat secara rinci.
“Tunggulah nanti pelaksanaannya setelah saya terpilih. Sekarang s aya masih berangan-angan tapi pada dasarnya visi dan misi saya ke sana..anti korupsi, reformasi birokrasi.”
Nu’man juga memaparkan kompleksitas masalah di Jawa barat memang harus dibenahi oleh sistem strong leadership. Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat, Nu’man mengatakan bahwa Jawa Barat membutuh pemimpin yang mampu menerobos barikade-parikade politik dan premanisme dalam dunia investasi.
Dialog publik yang diselenggarakan oleh Walhi Jabar itu dipandang sebagai salah satu bentuk kampanye oleh Ferry Kurnia Rizkiansyah dari KPUD Jabar. (Argus/Jurnal Nasional/Bandung).
No comments:
Post a Comment