Friday, July 4, 2008

Rempah, Bisnis dan Gaya Hidup

Gaya hidup sehat kini menjadikan rempah-rempah sebagai salah satu komoditas yang dicari. Tengok racikan minuman sehat alami seperti kunyit dan jahe. Lalu beragam aroma terapi yang diambil dari tumbuh-tumbuhan seperti kayu manis dan jahe. Istilah hidup back to nature membuka peluang bisnis pengembangan beragam komoditas ini.

Nusantara ini, begitu kaya akan rempah-rempah. Investasi di bidang itu, kini mencapai lebih US$20 miliar. Namun, lagi-lagi, potensi yang besar belum tergarap optimal karena mengalami kendala. Contohnya di Jawa Barat, pemasaran produk ini memerlukan terobosan baru. Untuk itu, diadakan kegiatan Spice Fest 2008 (festival rempah).

Ketua Kerukunan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI) Jawa Barat Teti Kadi mengatakan, Spice Fest 2008 yang akan digelar 5 Juli merupakan pembinaan bagi petani rempah-rempah agar berkembang dan maju.

Pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat dari sektor pertanian sebesar 50 persen. Karena itu pola pembinaan petani harus diubah agar bisa mandiri dalam mengelola produksinya.

“Pertanian Jawa Barat harus bangkit dan maju,” katanya dalam jumpa pers di Bandung, Selasa (1/7) pagi.

Produk organik yang berkembang sekarang ini memang mahal tetapi bisa menjadi solusi ketahanan ekonomi petani bila dikelola dengan baik.

Kebutuhan rempah-rempah di Singapura saja mencapai 100 ton per hari meliputi berbagai jenis rempah antara lain jahe, lengkuas, kunyit, kencur, dan lain-lain. Potensi itu, kata Teti, harus dimanfaatkan dengan mempromosikan rempah-rempah unggulan dari Jawa Barat. Setidaknya ada 50 jenis rempah di Jawa Barat sedang dibudidayakan sebagai potensi ketahanan pangan.

Kasubdin Pengelolaan Panen dan Pemasaran Dinas Pertanian Jawa Barat Sri Ratna Pertiwi mengatakan, pembinaan para petani pangan, agrokultur serta pengusaha usaha kecil menengah (UKM) belum maksimal. Untuk itu, kegiatan Spice Fest menjadi jembatan Dinas Pertanian untuk pembinaan kepada petani rempah.

Spice Fest akan menjadi wahana transaksi para buyer tingkat nasional dan internasional dengan petani rempah yang menggarap sebanyak 7.000 jenis. KUKMI Jabar bertindak sebagai pembina pemasaran dalam Spice Fest 2008 ini.

Sri mengatakan mengungkapkan, rempah-rempah yang dihasilkan Jawa Barat sudah lebih dari 6.800 ton per tahun dari Sukabumi, Sumedang, Garut, Majalengka, Kuningan, Cirebon, dan kabupaten lain. Komoditas itu dipasok untuk memenuhi kebutuhan rempah di Jepang, Taiwan, Singapura, dan negara lainnya.

Dalam kegiatan festival rempah itu juga dibagikan 1.000 pohon rempah untuk ditanam di rumah-rumah dan taman kota. “Tujuannya, menata lingkungan Kota Bandung lebih hijau,” kata Wawan Juanda, panitia Spice Fest 2008.

Spice Fest 2008 akan digelar bagi masyarakat Jawa Barat dengan kegiatan seputar rempah-rempah. Seperti SpiceTalk yang membincangkan pemanfaatan rempah-rempah untuk kesehatan, Spice Mart menyajikan UKM di komoditas rempah dan pertanian lainnya, acara musik jaz bertemakan rempah-rempah, yaitu Spice Jazz, dan lain-lain. (Argus Firmansah/Jurnal Nasional/Bandung)

No comments: